Damariotimes.
13 Juli 2023. Dr. Robby Hidajat, M.Sn. Ketua Peneliti Identifikasi Penutup Kepala Berbahan
Kain yang Digunakan Oleh Masyarakat Malang Raya dalam Mengekspresikan
Seni Pertunjukan menjelaskan tentang hasil pengumpulan data yang bersumber dari
dokumen dan observasi ke candi-candi di Jawa Timur, yaitu dipetik dua tempat di
Candi Jago dan Penataran. Di Candi Jago ditemani bentuk relief dengan berberapa
cerita menarik, salah satunya memperhatikan bentuk punakawan yang memakai
penutup kepala, hal itu mengingatkan Punakawan yang terdapat pada wayang Bali,
yaitu Tualen atau Malen, karakternya mirip semar, yaitu mengikat kepala dengan
tampak kuncir di belakangnya, dan Dalem atau Malem, karakternya mirip Bagong,
menggunakan penutup kepala dengan cara diikat.
Candi Jago (Jajaghu) dibangun pasa
kerajaan Singhasari (abad XIII) untuk menyimpan abu Raja Wisnuwardhana (wafat
tahun 1190 saka atau 1280 Masehi). Candi yang tidak sepenuhnya utuh tersebut
berada di lingkungan perumahan penduduk yang padat, yaitu di Dusun Jago, Desa
Tumpang, Kecamatan Tumpang Kab. Malang Jawa Timur. Terkait dengan keberadaan Raja
Wisnuwardhana dapat disimak juga tentang kitab Negarakartagama yang ditulis
oleh Empu Prapanca dan Pararaton, kitab raja-raja Jawa Timur. Adapun kisah yang
dapat disimak dalam candi Jago adalah Kunjarakarna, Arjunawiwaha, dan
Kresnayana, dan cerita Tantri (cerita binatang yang lazim dalam agama Budha).
Tentunya tidak membicarakan tentang kisah pada candi tersebut, anak tetapi
mencermati tentang tokoh yang menggunakan penutup kepala dari kain. Demikian
juga mencermati candi Penataran, yang terdapat cerita Ramayana, lakon yang
lebih tua dari cerita-cerita di candi Jago, dan juga cerita tentang Panji. Pada
candi ini juga tidak membahas tentang cerita, namun temuan dari cara mengikat
kain, seperti pada gambar relief.
Bentuk taliwangsul ini merupakan
cara mengikat yang tidak ‘mati’ karena jika ditarik kedua ujung kain, ikatan
akan lepas. Hal ini yang tentunya di terapkan pada bentuk penutup kepala dari
kain. Maka pada relief yang digambarkan di candi Jago dan Penataran tidak
ditemukan cara mengikat kain penutup kepala yang satu bagiannya di arahkan ke
atas, namun keduanya jatuh ke bawah.
Di
samping orang yang digambarkan menggunakan penutup kepala, hal ini tentunya mengingatkan
tradisi masyarakat agraris yang menggunakan penutup kepala kain, namun juga di
tutup juga dengan penutup kepala dari anyaman bambu (capil), utamanya kalau
kita memperhatikan masyarakat yang tinggal di Kediri, Trenggalek, Tulungagung,
dan Blitar.
Reporter : H Gumelar
Editor : S. Narwati
Posting Komentar untuk "Mengamati Tokoh-Tokoh Berpenutup Kepala pada Candi-Candi Di Jawa Timur"