Lokal Genius dalam Prose Kreatif Seni Tari

        Damariotimes. Pembumian kreativitas yang dimaksud adalah menangkap tantangan masa kini dalam melakukan proses berkarya tari, dan menyadari bahwa setiap kegiatannya membawa serta aspek historical dan juga kekinian, dan aspek “lokal genius”.
Kekuatan aspek lokal genius sebagai kekuatan penciptaan seni tari (Foto ist.)
        Sudah barang tentu kecerdasan (lokal genius) yang pernah tumbuh dan bermanfaat di masa lalu bisa jadi tidak berguna pada saat ini, namun hal tersebut belum secara intensi dibuktikan, atau dicari pembuktiannya secara empirik dan berkelanjutan (kontinuitas).
        Proses pemahaman tentang berbagai fenomena kreatif seringkali disadari sebagai jalan buntu, bahwa kenyataan yang dihadapi bertentangan dengan apa yang telah mereka lakukan atau kenyataannya. Sungguhpun berbagai hal yang telah menghantar sebuah etnik menuju “jendela masa depan” (termasuk proses urbanisasi), atau kesadaran baru bahwa dirinya masih sebagian dipandu oleh pemikiran etniknya (lama). Hanya saja ditingkat realitas, bahwa pada umumnya kesadaran yang dirasakan pada  saat ini tidak lagi bersifat lokal (tidak hanya urusan disi sendiri), tetapi telah terbingkai dalam jaring-jaring sosial yang beragam dan bersifat kompleks dalam perkembangan masyarakat kosmopolitan.
        Pemikiran tersebut menyadarkan bahwa apa yang telah kita lakukan membutuhkan titik tolak dan berupaya untuk melakukan “reaktualisasi”. Apa yang kita dapat lakukan dan kita miliki diharapkan mempunyai kapabilitas yang bersifat actual dan bernuansa up to date. Artinya dalam proses kreatif dimungkinkan selalu menyadari berbagai aspek “kekinian”, karena spirit jaman baru memberikan daya tarik yang sangat kuat, bukan eksistensialnya tetapi realitasnya. Sungguhpun kehendak tersebut selalu disalah tafsirkan sebagai adanya upaya “pegingkaran masa lalu’. Sesungguhnya dibutuhkan sebuah kesadaran yang sangat bijak tentang berbagai fenomena. Fenomena dapat disadari menjadi dua hal, yaitu (1) fenomena masa lalu, dan (2) fenomena kekinian. Sungguhpun ada kesadaran yang sangat penting, bahwa kita tidak hidup statis, tetapi menyadari kenyataan bahwa semua orang dilahirkan pada beberapa saat yang lalu, dan tumbuh berkembang pada saat ini. Fenomena “waktu” bersebut tidak boleh diingkari, dan tidak boleh secara apriori, bahwa pada dasarnya masa lalu merupakan sebuah amanat yang selalu diusung menuju waktu yang akan datang. Demikian pula yang berpendapat bahwa “kekinian” adalah segalanya, saat ini merupakan sesuatu yang sangat penting. Sementara masa lalu biarlah berlalu. Tetapi pada kenyataanya; pada saat ini juga tidak ada yang dapat melahirkan sesuatu untuk bekal generasi yang akan datang.
        Paparan di atas menempatkan problematika klasik dalam menyikapi perkembangan kesenian (koreografi), baik ditingkat internasional, nasional, bahkan di lingkungan setiap seniman yang seringkali disebut sebagai “lokal”. Wacana tersebut saya kurang senang menerima, bahwa “kelokalan” atau “keinternasionalan” bukan  sesuatu yang dipertentangkan satu sama lain. Hanya saja fenomena “internasional” seringkali membuat daya tarik yang sangat besar, setidaknya ada dorongan kuat ingin mencoba menirukan. Akibatnya seringkali timbul kesan ada sesuatu yang dalam pandangan awam sebagai fenomena yang bersifat “kebarat-baratan”. Bahkan ada yang merasakan “gerah” dan mempertanyakan apakah kita sudah tidak memiliki apa-apa lagi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan berbagai problematika kreatif dan menyadari realitas sosial yang hadir.
 
 
 
Penulis : R. Hidajat
Editor   : Muhammad Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Lokal Genius dalam Prose Kreatif Seni Tari"