Damariotimes.
Udeng, seperti halnya jenis-jenis betuk penutup kepala yang menjadi kebiasaan
masyarakat Asia Tenggara. Udeng ada yang mengartikan berasal dari kata sifat, mudeng.
Artinya mengerti. Namun pemahaman ini tidak langsung dapat diterima sebagaimana
fungsinya, karena ‘mengerti’ tidak terjadi korelasi dengan penutup kepala.
Sungguhpun udeng, tidak sejalan dengan pemahaman fungsi sebagai penutup kepala.
Karena ada udeng yang tidak sama sekali sebagai penutup kepala. Pengertian yang
lain dan dikenal juga dilingkungan masyarakat Jawa adalah iket, artinya kata
kerja menali. Hal ini masih relevan dengan fungsi, yaitu selembar kain yang
difungsikan untuk mengikat kepala atau rambut.
Sebagaimana awalnya, ikat kepala
selain penafsiran tentang kebermaknaannya adalah terkait dengan fungsi praktisnya.
Mengingat tradisi mengikat kepala itu dikarenakan kebiasaan orang tropis, udara
dan cuaca yang lebih banyak tersiram matahari. Dengan demikian, peluh dari
kepala itu seringkali akan menetes dan melewati mata, sehingga akan
mengakibatkan kepedihan. Kondisi ini mendorong orang mencari cara menghalangi
peluh.
Udeng atau ikat kepala di berbagai wilayah
Asia Tenggara, atau di daerah timur lainya juga ada. Hanya saja di Nusantara
pada umumnya, kain yang digunakan untuk mengikat kepala itu bentuknya segi
empat, berikutnya umum dalam penggunaannya dilipat menjadi segi tiga. Hal
tersebut tentunya terkait persoalan teknis. Mengerjakan kain segi empat lebih
mudah daripada segi tiga, sungguhpun sekarang sudah biasa orang menggunakan
udeng dengan lain segi empat yang dibelah melintang, sehingga menjadi segi
tiga.
Penulis : R. Hidajat
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Tahukan Tentang Kebiasaan Menggunakan Udeng"