Damariotimes.
Malang, 26 Juni 2023. Tim Peneliti dari Fakultas Sastra (FS) Universitas Negeri
Malang, terdiri dari Dr. Robby Hidajat, M.Sn. (ketua) dan anggota yang teridiri
dari Dr. Pujiyanto, M.Sn., dan Dr. Tri Wahyuningtyas, M.Si. Data yang disasar kali ini adalah menggali imaji
sosial yang direkam dan diekspresikan oleh seorang pelukis asli Kota Malang,
Sunari (72 th). Lukisannya didominasi objek-objek tradisional dan juga kritik
sosial. Di antara sekian banyak lukisannya adalah orang yang mengenakan tutup
kepala dari kain. Tujuan yang ingin dijaring adalah ingatan masalalu,
lingkungan sosial, dan pemahaman wacana tradisional tentang penutup kepala dari
kain.
Sunari menjelaskan, objek-objek dalam lukisannya itu
merupakan realitas dan pengalaman sosial, sebab: lukisan itu merupakan dokumen
visual yang diungkapkan berdasarkan penghayatan dengan rasa. Dalam perbincangan
santai di rumahnya, Jl. S. Supriyadi Gg.9 no.99 RT.10 RW 4 (Gg. Sanggar) Sukun
Kota Malang. Beliau menegaskan, bahwa objek-objek orang menggunakan penutup
kepala berbahan kain batik pada zaman sudah tidak ada yang pakai, kalau ada itu
hanya bersifat seremonial.
Lukisan Sunari yang mengambil objek laki-laki
memakai penutup kepala dari kain pada umumnya berkaitan dengan budaya lokal
Malang, atau Jawa Timur, seperti ritual topeng, karapan sapi, atau tari Remo. Mengingat,
objek petani pada zaman sekarang juga sudah tidak lagi menggunakan penutup
kepala tradisional. Hal ini dikarenakan oleh perubahan zaman, pertanian kita
tidak modern, akan tetapi petaninya sudah tidak tradisional.
Pelukis yang juga piawai menari ini, banyak
pengalaman dan masih sangat tajam ingatanya. Di Kota Malang yang pernah
menggunakan penutup kepala dari kain secara konsisten yaitu pelayan toko Oen di
Jl. Basuki Rahmat Malang. Pelayan itu sudah dilihatnya sejak tahun 1960an,
yaitu mengenakan penutup kepala tutup liwet, busana putih-putih. Kemudian sekarang
ditiru oleh beberapa rumah makan tradisional dengan menggunakan penutup kepala
kain batik gringsing Tulungagungan. Karena di Malang ini tidak punya batik,
termasuk batik gringsing coklat.
Sunari mengaku, mengetahui yang pernah melakukan
penelitian tentang busana Malangan (untuk Kabupaten) adalah Habib Mustafa (dosen IKIP Malang). Sunari
terlibat perancangan batik yang disebut Gringsing merah marun. Diajukan nama Gringsing
Patma dan Giringsing Merak. Sunari mengingat-ingat, sekitar tahun 2010an. Namun
kemudian juga tidak ada kabar belitanya, termasuk beliau tidak mendapatkan
kabar hingga saat ini.
Alih pembicaraan, semua para bupati di Malang menggunakan
jenis penutup kepala jingkengan, yang kadang ditutup oleh topi pulkah. Selanjutnya,
keterangan tentang kebiasaan para pejabat dan orang-orang berpangkat
menggunakan penutup kepala tutup liwet. Hal ini sebenarnya ada faktor etika,
yaitu menutup kepala dengan kain itu adalah untuk mengikat rambut, agar penampilannya
rapi. Bagi masyarakat kebanyakan, menggunakan penutup kepala dari kain itu juga
untuk menyimpan uang, atau menyimpan jimat tolak balak. Bagi para
pendekar, kain penutup kepala itu juga dapat digunakan sebagai cambuk, bagi
pawang hujan; seringkali penutup kepala dilepas dan dikibaskan ke atas, hujan
segera menjadi reda.
Pengalaman menyaksikan orang menggunakan penutup
kepala berbahan kain di Malang, semuanya menggunakan lembaran; kain segi empat
dengan berbagai motif batik. Setelah munculnya teknologi blangkon, semua
penutup kepala dari kain di cetak. Di Malang orang menggunakan penutup kepala
cetakan kurang lebih akhir tahun 1980an. Sunari yang biasa sebagai penata
kostum pada tari massal di Kota Malang, juga menggunakan udeng lembaran. Hanya
saja tidak segi empat, namun menggunakan sigaran, ini adalah menyiasati dana,
supaya terjangkau. Bahkan pada waktu di Malang seringkali menggelar tari
massal, udeng yang digunakan berasal dari jarit yang motifnya menyolok, seperti
warna merah.
Objek-objek lukisan Sunari yang menampilkan laki-laki
menggunakan penutup kepala dimaksudkan untuk menampilkan figur tradisional.
Bahkan juga ingin menunjukan secara simbolis, makna yang bersifat satir dari
sosok yang menggunakan penutup kepala. Menutup pembicaraan, Sunari juga
menunjukan pelukis yang juga punya interes menampilkan laki-laki menggunakan
penutup kepala, yaitu Sukri, dulu tinggal di daerah Samaan, dan Suderi (alm)
dulu tinggal di Mergosono.
Reporter : R. Hidajat
Editor : Muhammad Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Laki-Laki Berpenutup Kepala dari Kain dalam Lukisan Sunari"