Damariotimes.
Malang, 12 Juni 2023. Berkesempatan untuk berbincang santai dengan Yoga, salah
satu seniman jaranan dor asal Bokor Tumpang. Seniman ini mengaku telah lebih
dari 5 tahun menggeluti jaranan dor di desanya. Pertama kali hanya melihat,
lama-lama ada teman yang mengajak untuk tampil. Rata-rata pemuda di desa Bokor
tidak ada yang belajar khusus, namun hanya melihat dan langsung ikut. Bahkan
ada juga yang langsung kalap.
Yoga, merupakan
salah satu anggota dari grup Jaranan Dor Satria mBogor. Grup ini dipimpin oleh
pak Muhktar, seorang yang memang sudah lama menggeluti jaranan. Juragan Jaranan
seperti beliau harus membiayai pengadaan peralatan yang terdiri dari gamelan,
jarang, caplokan, dan juga cemeti (yang hanya khusus digunakan oleh
penggambuh). Keunikan Jaranan Dor di wilayah tumpang tidak menggunakan cemeti.
Bahkan jaran kepangnya relatif berat, tidak seperti jaranan dari Blitar atau
Tulungagung, kepalanya dapat ditekuk. Jaranan di Tumpang menggunakan bambu yang
tebal, bahkan gapit (mengikat dari bambu) yang tebal. Yoga juga menjelaskan,
bahwa harga satu jaran yang sedang dapat mencapai Rp. 250.000,- (dua ratus lima
puluh ribu rupiah). Sementara yang bagus dan besar, dapat mencapai Rp.
350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah).
Yoga, sekarang sudah dipandang
sebagai senior, namun karena jadi jaran itu berat. Sekarang lebih konsentrasi
sebagai pemain gamelan. Bahkan mengaku, gamelan untuk jaranan dor itu lebih
baik gamelan besi, kalau perunggu rasanya tidak enak. Kurang mantap, nadanya
ngambang. Karena baru-baru ini mencoba untuk kolaborasi dengan mahasiswa PSTM
UM; Melatih jaran dan juga menabuh gamelan untuk rekaman di kampus UM. Yoga
bermain musik jaranan dor acap kali bersama Achmad Nur Fauzi, mahasiswa PSTM
tingkat akhir. Dia sebagai pengendang di grup Satria mBogor.
Di Daerah Tumpang yang sangat
dikenal adalah Jaran dor. Bahkan di desa Bokor sendiri ada lima grup, sementara
di desa-desa yang lain juga demikian. Banyak tokoh-tokoh masyarakat yang dengan
senang hati membiayai grup Jaranan dor. Mengingat harga jual juga sangat lumayan,
jika ada pemilih hajat yang memanggil satu grup yang tampil kurang lebih 30 orang,
biayanya hingga mencapai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah), sudah termasuk
penyediaan sound sistem. Sebenarnya grup-grup jaranan di Tumpang sangat
menjanjikan. Sungguhpun satu grup kadang dapat tampil 2-3 kali perbulan, hal
itu sudah sangat bagus. Bahkan ada yang sampai 10 kali dalam satu bulan. Daya
tarik tersebut yang sangat memotivasi para juragan jaranan.
Reporter : R. Hidajat
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Di Bokor Tumpang Menjamur Perkumpulan Jaranan Dor Komersial"