Damariotimes.
Malang 23 Mei 2023 di SMP N 12 Malang diselenggarakan Festival & Lomba Seni
Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Kota Malang. Berbagai cabang lomba
dilangsungkan, sementara cabang seni yang pada umumnya kurang banyak peminatnya
adalah seni tari. Namun tahun ini tampak adanya peningkatan. Peserta yang
tampil sebanyak 17 grup.
Tari Garudia tampil dengan kreativitasnya (Foto ist.) |
Sungguhpun ada peningkatan, namun
karya yang ditampilkan tidak signifikan dengan peningkatan peserta. Beberapa
peserta masih menggunakan repertoar yang lama, bahkan ada yang tampil dengan
versi yang kadar keetnikanya kurang kental. Sungguhpun ciri khas Festival &
Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) adalah nuansa etnik. Mengingat juara pertama
akan mewakili daerah ke tingkat regional, dan pemenangnya akan mewakili ke
tingkat nasional. Sudah barang tentu, persiapan untuk beradu ketangkasan menari
benar-benar di siapkan. Sehingga siswa yang tidak intensif dalam pembinaannya
sudah dapat dipastikan akan tertinggal.
Tim
pengamat lomba yang terdiri dari Dr. Robby Hidajat, M.Sn., Utari Dian Palupi, S.Pd.,
dan Sri Mulyani, S.Sn. mengamati berdasarkan kreteria yang digunakan secara
nasional. Hal ini diharapkan, bahwa penilaian akan konsisten dengan tingkat
yang lebih tinggi. Berdasarkan format penilaian tersebut ada tiga aspek yang
benar-benar dicermati, yaitu (1) teknik keterampilan menari. Teknik menari yang
dikuasai oleh siswa tidak hanya dalam taraf ‘bisa’, tapi tim pengamat
mencermati hingga taraf mahir. Kemahiran itu ditunjukan dari tampilan gerak
yang tidak lagi tergantung dari hafalan, namun kemampuan untuk mengkontrol dan
mengkordinasikan tubuh berdasarkan ruang tampilannya. Sehingga aspek jarak,
level, dan keserempakan. Hal ini terkait dengan ritme, musik tidak hanya
sebagai pengingat gerak, namun penari dituntut dapat menginterpretasikan bunyi,
karena aspek itu akan menunjukan kemampuan penghayatan gerak. Sehingga penari
memang benar-benar mampu menginterpretasikan tema tari., (2) gaya etnik yang
dirujuk, karena ini mewakili Malang, maka style gerak berdasarkan pola
yang dapat diidentifikasi sebagai gaya tari Malang tentunya menjadi prioritas.
Mengingat jika mampu mewakili ketingkat regional akan bertemu dengan penari
dengan gaya etnik daerah mereka masing-masing, bahkan hingga ketingkat
nasional., dan (3) adalah kreativitas. Koreografer harus mampu
mengkoordinasikan potensi penari dengan upaya proses kreatifnya. Sehingga dapat
menampilkan sajian repertoar yang benar-benar tidak bersifat duplikasi. Hal ini
tampak Sebagian besar peserta yang tidak mampu melakukan inovasi dari segi
formasi, sehingga penari akan kehilangan motivasi dalam membuat garis. Selain
dari pada itu desain kostum, rata-rata mengandalkan ornamentis, tidak
memperhatikan proposional, bagian kepala hingga bagian penutup badan yang
lainnya. Sudah barang tentu hal ini mempengaruhi tampilan yang dapat membedakan
gender, apakah penari tampil dengan identitas prempuan atau laki-laki. Kadang
tidak jelas. Sehingga unsur kreativitas ini menjadi rendah.
Reporter : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Editor : H. Gumelar
Posting Komentar untuk "Festival & Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Kota Malang Meningkat"