Damariotimes. Bali, 28 Mei 2023. Tampilan tari Barong- Rangda di Sekaa
Barong Eka Budhi di Jalan Waribang no. 11 Kesiman, Denpasar, Bali. Satu tempat
yang relatif sama di beberapa tempat, khususnya di Denpasar. Pertunjukan selalu
dilaksanakan pada pagi hari, antara jam 09.00-10.00 WITA. Hal ini menjadi
relasi antara pertunjukan Kecak, yaitu selalu ditampilkan pada sore hari.
Pertunjukan
Barong- Rangda diawali dengan gending pembuka dengan gending yang dilantunkan
melalui gamelan Bali. Pertunjukan diawali tari pembuka yang dibawakan oleh dua
orang penari. Tari yang dibawakan oleh dua orang penari ini merupakan pengikut
dari Rangda yang menunggu Dewi Kunti. Berikutnya berlanjut menemui Dewi Kunti.
Karena Dewi Kunti sudah berjanji akan mengorbankan putranya, Sadewa untuk
dijadikan tumbal.
Dengan para
pengikut Rangda, Sadewa diikat disebuah pohon besar untuk dijadikan tumbal agar
Rangda dapat sempurna dan abadi. Namun ketika Sadewa dalam kondisi terikat
tersebut didatangi oleh Dewa Wisnu dan diberikan kekuatan, sehingga Rangda
tidak dapat memperdayanya. Berikutnya Rangda
datang dan langsung menyerang Sadewa dengan cara mengkoyak-koyak tubuhnya,
namun tidak berhasil. Kemudian Rangda menyerah, dan memohon pada Sadewa agar
disempurnakan untuk dapat masuk surga. Permintaan Rangda dikabulkan oleh Sadewa,
berikutnya dibuatkan ritual untuk menyempurnakan Rangda.
Namun berikutnya datang seorang
pengikut Rangda dan meminta pada Sadewa untuk diselamatkan, akan tetapi Sadewa
menolak. Penolakan tersebut berakibat peperangan, dan akhirnya pengikut Rangda
tersebut berubah menjadi babi hutan. Dalam peperangan yang dahsyat, babi hutan
itu berubah menjadi burung, dan tetap menyerang Sadewa. Akhirnya Sadewa berubah
menjadi barong dan menghadapi pengikut Rangda, demikianlah sebuah paradoksal
antara ‘kebaikan’ dan ‘kejahatan’ yang tidak akan berakhir. Dalam pertempuran
yang dahsyat itu juga bermunculan pengikut Barong yang menikam tubuhnya dengan
keris. Ini merupakan akhir pertunjukan, bahwa ada upaya untuk menyakiti tubuh
agar terbebas dari kekuatan yang jahat.
Pertunjukan wisata yang telah
bertahun-tahun tersebut memiliki nilai filosofis yang sangat, tinggi. Namun
atraksi tersebut yang dijual adalah aspek legenda dari binatang mitologi
Barong, yang unik dan artistik.
Reporter : R. Hidajat
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Barong-Rangda Spirit Keseimbangan Kosmos Masyarakat Bali dalam Tampilan Seni Wisata"