Damariotimes.
Malang, 2 Mei 2023 Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik menyelenggarakan
Hari Tari Sedunia. Peringatan hari tari yang telah diawali sejak tahun 2017 ini
menjadi semarak, bagaikan ‘hari raya’. Para pekerja seni, penari, dan
koreografer merespon hari orang joget ini penuh kegembiraan. Seperti dilakukan
oleh mahasiswa Pendidikan Seni Tari dan Musik, Departemen Seni dan Desain,
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Hantu-hantu Penari yang keliling Kampus UM di Hari Tari Sedunia (Foto ist.) |
Tentunya
lain daripada yang lain, peringatan hari tari sedunia di Universitas Negeri
Malang ini menggelar ‘Hantu’ yang diarak keliling kampus. Hantu-hantu penari
itu menyaksikan tampilan koreografi yang di gelar di 6 titik potensial yang
ditandai dengan tema “Yang lama di Temukan Kembali”.
Titik awal adalah
start, di Gedung C9. Gedung ini adalah markas dari para ‘Hantu” alias gedung
program studi Pendidikan Seni Tari dan Musik. Dengan iringan gamelan dan vocal
meriah, para hantu tersebut bergerak menuju depan gedung Graha Cakrawala,
gedung megah tempat perhelatan seni pertunjukan besar di Malang, bahkan tempat
ini sangat istimewa, karena untuk melepas para wisudawan dan berbagai
perhelatan besar di UM. Berikutnya hantu yang berjalan kaki itu bergerak menuju
Fakultas Sastra, salah satu fakultas yang melahirkan para seniman dan
budayawan, berikutnya bergerak ke gedung Rektorat lama, gedung ini sekarang
tidak digunakan, sepi. Maka para hantu-hantu penari itu menyambangi dengan
menggelar koreografi yang bertemakan ‘Ken Dedes’. Ini merupakan sebuah tampilan
yang mengingatkan, bahwa Ken Dedes adalah ibu para raja-raja Jawa Timur. Hantu
yang diiringi gendingan dengan vocal meriah itu bergerak di gedung Sasana
Budaya, gedung ini merupakan gedung lama yang telah direnovasi menjadi dua
tingkat, dan sangat berarti bagi mahasiswa di IKIP Negeri Malang pada waktu
yang lampau. Selain gedung yang disebut ‘auditorium’ ini ada lagi, yaitu gedung
Sasana Krida di Jl. Veteran Malang.
Arak-arakan sudah menjelang sholat
Ahsar, hantu-hantu berhenti njoget, mereka istirahat di depan Museum
Universitas Negeri Malang. Berikutnya dilanjutkan dengan tampilan atraksi
koreografi yang menceritakan tentang seorang raja yang lalim, namun rakyat
mampu menumpasnya.
Ketika matahari telah condong ke
barat, rombongan hantu-hantu bergerak ke gedung baru di lingkungan perkulihan
bersama GKB, gedung A19-A20. Ada gedung pembelajaran terbuka. Hantu-hantu
penari ternyata tidak lagi dapat menunjukan diri, karena di tempat itu lebih
banyak penonton, sehingga hantu-hantu yang menyeramkan itu tidak dapat tempat
untuk menonton pergelaran Hari Tari Sedunia yang di hadiri oleh Rektor
Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd. dengan jajaran pejabat
rektorat dan juga penjabat di lingkungan fakultas sastra.
Reporter : R. Hidajat
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Arak-Arakan “Hantu” di Hari Tari Sedunia Keliling Kampus Universitas Negeri Malang"