Damariotimes. Malang, Minggu 9 April 2023. Puncak peringatan hari raya
Paskah dirayakan bersama lansia yang bertempat di halaman Gereja Yohanes
Pemandi Janti Malang. Acara ini dimaksudkan untuk memberikan dukungan dan
semangat pada para lansia, setidaknya dapat mengekspresikan kegembiraan pasca
ini secara sosial. Berbagai atraksi, dan permainan, serta menyanyi
bersama-sama. Salah satu tampilan dari Lingkungan Elias berupa tarian berjudul:
Perahu Layar, salah satu lagu ciptaan Ki Nartosabdo yang pupuler di tahun
1980-an. Tarian ini diciptakan khusus oleh Suci Narwati, salah satu warga
lingkungan Elias dan ditarikan oleh ibu-ibu muda yang bersemangat, antara lain
adalah: Theresia Sulistiyani (Bu Sulis), Nur Saunah (Bu Nur), Lusia Suryati (Bu
Lusi) dan YF. Ketty Wijiati (Bu Ketty).
‘Lagu Perahu
Layar’ dipilih untuk ditampilkan pada perayaan Pasca bersama lansia ini karena
memiliki makna yang dalam. Lirik lagu ini menceritakan tentang kegembiraan
waktu rekreasi di sebuah pantai, mereka yang berwisata sangat menikmati
kegembiraan, mulai dari pagi hingga sore hari. Bahkan mereka diingatkan, bahwa
hari sudah mulai sore, harus bergegas untuk pulang. Karena besok harus
menunaikan tugas Kembali. Mari kita pemahami maksud dari tari Perahu Layar
karya Suci Narwati pemilik Sanggar Banjar Seni Aji Gumelar yang beralamat di
Jl. Janti Selatan no. 6 Malang.
Makna Simbolis Lagu Prahu Layar pada Perayaan Paskah bersama Lansia
Perahu
Layar dapat diartikan sebagai sebuah perjalanan ‘spiritual’ menuju kebahagiaan,
seperti perjalanan murid Yesus, tentunya banyak percobaan, tantangan, bahkan
dilema psikologis. Dalam konteks Paskah, lagu ini dimaknai sebagai perjalanan
Yesus yang penuh dengan penderitaan, kemudian dibangkitkan oleh Allah, dan
menawarkan keselamatan bagi umat yang meyakininya.Para Lansia dan keluarga yang hadir (Foto ist.) |
Perahu Layar
diharapkan memberikan pesan tentang kebersamaan dan kegembiraan dalam
perjalanan spiritual, selama perjalanan tentunya tidak meluapkan tetap bersyukur
atas karunia Allah. Dalam perjalanan rekreasi, tidak hanya bersenang-senang,
akan tetapi rasa syukur, waspada dan berjaga-jaga agar selamat hingga sampai
pada tujuan.
Lagu Perahu Layar
karya Ki Nartasabdo yang dikreasikan sebagai tarian dan ditampilkan pada puncak
peringatan Paskah di geraja Janti Malang. Dalam konteks tersebut dimaksudkan
memiliki makna simbolis, sebagai perjalanan spiritual, kesetiaan, kebersamaan,
dan kegembiraan, serta rasa syukur.
Pada Perayaan Paskah
bersama Lansia, lagu Perahu Layar dapat diartikan sebagai perjalanan Yesus yang
rela berkorban, menderita, dan akhirnya menjadi jalan keselamatan. Salam damai,
bagi umat yang merayakannya.
Reporter : R. Hidajat
Editor : H. Gumelar
Luar biasa. Sebuah karya multidaya. Sebagai ajang pelestarian kebudayaan tari yg harus disebarluaskan terlebih kepada anak milenial jaman sekarang ini. Juga sebagai jembatan ilmu pertunjukkan variasi tari kreasi karya anak bangsa yg patut diapresiasi. Semangat berkarya bu Suci. Sehat selalu 😇
BalasHapus