Kelenteng Eng An Kiong merupakan salah satu bangunan tertua
di Kota Malang dan telah ditetapkan menjadi salah satu bangunan cagar budaya
(bangunan heritage). Jika melihat strukur bangunannya yang masih berdiri kokoh,
tak disangka jika saat ini Kelenteng Eng An Kiong sudah berusia hampir dua abad
atau tepatnya 196 tahun.
Ketua Majelis Agama Khonghucu Kota Malang, Halim Tobing
mengungkapkan, Kelenteng Eng An Kiong didirikan pada tahun 1825 dan menurut
sejarahnya, pendirinya adalah orang militer yakni Liutenant Kwee Sam Hway.
Kelenteng ini dibangun dalam dua periode, bangunan pertama yakni ruangan tengah
dikerjakan pada tahun 1825 baru kemudian menyusul bangunan lainnya pada 1895
hingga 1934. Hal tersebut tertulis di
prasasti berbahasa Tiongkok di dalam Kelenteng.
Dalam prasasti itu tertulis tahun pembangunan dan nama-nama orang yang
menyumbang.
Nama Kelenteng Eng An Kiong sendiri memiliki makna yang
mendalam, yaitu istana keselamatan dalam keabadian Tuhan dan merupakan
persembahan kepada Dewa Bumi. Secara harafiah, “Eng” berarti abadi, “An”
berarti keselamatan, dan “Kiong” berarti istana. Kelenteng Eng An Kiong ini
merupakan Kelenteng Tridharma, yang digunakan sebagai tempat beribadah bagi
tiga kepercayaan, Khonghucu, Budha, dan Taoisme.
Ketika memasuki Kelenteng Eng An Kiong,
pengunjung akan melihat disetiap altar dengan berbagai persembahan yang tertata
rapi. Selain itu juga yang identik dan banyak dijumpai di kelenteng adalah
simbol naga yang merupakan simbol dari keperkasaan. Ciri khas lain dari Kelenteng
ini yaitu warna bangunan yang didominasi warna merah dan kuning.
Merah memiliki makna kehidupan, kebahagian dan keberanian. Sedangkan warna kuning memilik makna keagungan. Hingga saat ini, diungkapkan Halim bahwa hampir 90 persen struktur bangunan dan ornamen yang ada di Kelenteng Eng An Kiong masih terjaga keaslianya, termasuk tiang-tiangnya yang masih kokoh sejak awal berdiri. Berkaitan dengan Tahun Baru Imlek 2572 (2021), dijelaskannya bahwa makna dari Tahun Baru Imlek berasal dari kata sincia yang berarti baru atau awal permulaan.
Kontributor Mhs. PSTM T1 2022
Editor
: Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Sejarah Kelenteng Eng An Kiong Di Malang"