Ketidaksadaran Tubuh (Penari) Terhadap Hegemoni Pengetahuan dan Uang

        Damariotimes. Seiring dengan kompleksitasnya perkembangan koreografi di era modern ini, ada kecenderungan untuk memisahkan ilmu pengetahuan dari aspek ekonomi menjadi semakin tajam. Dalam kaitan ini, koreografi menjadi salah satu contoh yang menunjukan betapa pentingnya mempertahankan keseimbangan antara pengetahuan dan faktor uang.
Hegemoni pengetahuan dan tidak mempertimbangkan uang (Foto ist.)
        Sungguhpun demikian, ketika berbicara tentang kepenarian, seringkali hal tersebut akan terlupakan, bahwa ketidaksadaran tubuh dalam penampilan seorang penarik terjadi ketidaksadaran tubuhnya. Hal tersebut dapat didefinisikan, bahwa kemampuan untuk bergerak tanpa memerlukan instruksi pikiran yang sadar, karena hanya terobsesi.
        Tubuh penari yang terbiasa melakukan gerakan-gerakan tertentu secara otomatis melalui latihan keras dan pengalaman tampil, baik langsung atau melalui media sosial. Hal tersebut dapat mengekspresikan pesan-pesan yang berbeda dengan cara yang unik. Ketidaksadaran tubuh penari menjadi sangat penting dalam persimpangan hegemoni pengetahuan dan uang. Karena, tubuh seorang penari seringkali digunakan sebagai sarana untuk mempertontonkan keahlian dan menghasilkan uang. 
        Dalam era kapitalisme ini, koreografi acapkali dipandang sebagai barang komoditas yang memiliki nilai jual tertentu. Penari yang berbakat seringkali dijadikan objek untuk menghasilkan finansial, dan berbagai pertunjukan yang diproduksi untuk tujuan hiburan dan komersialisasi tubuh. Hal ini tampak bagaikan ‘pelacur’ yang memanfaatkan tubuh sebagai barang atau jasa komoditas.
        Sungguhpun demikian, pada sisi yang lain, seorang penari juga mengakui bahwa ketidaksadaran tubuh dapat menjadi sarana untuk melawan hegemoni uang, sebagai contoh, penari yang memanfaatkan kemampuan tubuhnya untuk memperjuangkan hak-hak pekerja seni, menyuarakan lingkungan yang semakin mengancam kehidupan dan masa depan. Hal itu dapat mempertunjukan keahlian atau keterampilan tubuh yang mampu menggugah emosi dan membangkitkan kesadaran sosial.
        Dalam kaitan ini, ketidaksadaran tubuh penari dapat menjadi alat untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada keuntungan finansial. Penari yang memanfaatkan ketidaksadaran tubuh dapat menunjukan, bahwa koreografi juga dapat menjadi media untuk menyuarakan kondisi ketimpangan sosial, sehingga tubuh menjadi sangat kritis terhadap gejala sosial. 
        Oleh karena itu, dalam persimpangan hegemoni pengetahuan dan uang, perlu kiranya mempertimbangankan pentingnnya menghargai ketidaksadaran tubuh penari sebagai elemen penting dari kehadiran koreografi. Kita harus melihatnya sebagai cara untuk memperkaya pengalaman, bahkan sebagai alat semata untuk menghasilkan keuntungan finansial semata.
        Dalam konteks yang lebih luas, mempertimbangkan pentingnya menjadi keseimbangan antara pengetahuan dan uang dalam perkembangan dunia modern, dimungkinkan dapat mengakui bahwa pengetahuan dan ekonomi tidak dapat dipisahkan, dan bahkan keduanya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dalam konteks perkembangan koreografi, hal ini berarti, mempertahankan keahlian dan kemampuan menari, harus diikuti adanya kesadaran menghargai nilai-nilai sosial dalam kehidupan.
 



Penulis        : R. Hidajat 
Editor          : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

3 komentar untuk "Ketidaksadaran Tubuh (Penari) Terhadap Hegemoni Pengetahuan dan Uang"

  1. Melakukan teknik Olah tubuh berguna untuk membantu organ-organ tubuh penari agar lebih luwes atau lentur, mempunyai tenaga, dan mempunyai kualitas gerak yang lebih baik dan optimal.penari yg tidak memiliki banyak tenaga akan Memperburuk bentuk tarian Jadi, Gerak tari memerlukan ruang, waktu, dan tenaga karena Ruang dibutuhkan untuk leluasa dalam menggerakkan tubuhnya, waktu dibutuhkan untuk mengetahui kapan ia harus melakukan atau tidak melakukan gerak yg telah di tentukan, dan tenaga dibutuhkan.Kesiapan tubuh secara fisik bagi seorang penari sangat vital untuk melakukan aktivitas gerak tari. Keterampilan tari yang dimiliki dapat dibentuk melalui kesiapan organ tubuh yang digunakan untuk melakukan gerak tari, agar gerak-gerak yang dilakukan dapat dikontrol dengan baik.

    BalasHapus
  2. Allfa Andranica Devya Aprilyawati12 April 2023 pukul 17.52

    Memang dalam konteks ini, sering kali menjadi hal yang bertentangan antara satu pendapat dengan pendapat lain, dilihat tidak semua cara pandang manusia sama terhadap hal ini. Seperti yang telah menjadi pembahasan di sini. Hampir mayoritas seorang penari /koreografi memanfaatkan kemampuannya dalam menghasilkan sebuah gerak yang indah dijadikan alat untul menghasilkan sebuah uang atau finansial, mungkin saja beberapa orang memandang hal tersebut wajar, akan tetapi terdapat juga beberapa orang yang memandang bahwa seorang penari hanya sekedar pemuas hiburan bagi penikmatnya, oleh karena itu perlu adanya keseimbangan antara sebuah pengetahuan dan juga keahlian. Dengan adanya keseimbangan tersebut dapat memberikan kesan dan pemahaman yang berbeda di masyarakat awam, bahwa memang penari itu tidak bisa memisahkan antara pengetahuan, keahlian, bahkan finansial. Karena memang bisa kita lihat bahwa fungsi tari dalam masyarakat saja sudah berbeda-beda, dan dalam menjadikan sebuah gerakan indah tersebut, kita juga perlu dibekali dengan ilmu, keahlian yang mumpuni tidak hanya cuma-cuma sebagai pemuas hiburan para penikmatnya. Terdapat pesa, kesan estetik dan sebagainya.

    BalasHapus
  3. Menurut saya artikel ini memang betul adanya pendapat orang lain itu berbeda beda seperti yang di bahas dalam isi artikel ini tentang ketidaksadaran tubuh (penari) terhadap hegemoni pengetahuan dan uang. Bagi saya memang betul kita seharusnya lebih memperhatikan tentang bagaimana kita menjaga ketidaksadaran tubuh kita agar tidak terjadi hal hal seperti yang dijelaskan dalam artikel yaitu bahwa penari menjadi keuntungan semata atau finansial

    BalasHapus