Damariotimes.
Maraknya pemberitaan di media sosial, bahwa di Jepang, penurunan jumlah
pasangan yang memutuskan untuk melakukan penikahan secara signifikan dalam
beberapa dekade terakhir, terutama dikalangan pasangan muda yang belum
mempunyai pekerjaan mapan. Ada beberapa alasan mengapa pasangan muda Jepang
enggan memutuskan untuk berumah tangga. Di bawah ini ada alasan dan solusinya.
- Beban finansial; biaya hidup di Jepang sangat tinggi, utamanya mereka yang hidup di kota-kota besar. Para pasangan muda Jepang dalam perbincangan akrabnya sangat mengkhawatirkan jika keputusan untuk berumah tangga tidak sanggup membiayai kehidupannya. Hal ini juga terkait dengan moralitas, orang Jepang memiliki kewajiban untuk membiayai orang tuanya.
- Karir: Para pasangan muda Jepang sangat fokus pada karir, masing-masing individu berusaha keras untuk mencapai kesuksesan, sehingga menikah akan mengganggu kelangsungan karir mereka. Orang muda Jepang memprioritaskan untuk mendapakan pekerjaan, dan pengembangan profesi. Sebelum mereka benar-benar mau memutuskan untuk melangsungkan pernikahan.
- Perubahan sosial: Peran gender dan dinamika hubungan yang telah mengalami perubahan secara dramatis di Jepang. Tradisi dan nilai-nilai kuno, seperti pernikahan dan keluarga tidak lagi menjadi prioritas bagi generasi muda Jepang.
- Konsumsi media: generasi muda Jepang mengalami pengaruh besar terhadap kondisi budaya popular yang diunggah di media sosial, rasa ketakutan individu memutuskan untuk menikah dan dihantui oleh beban ekonomi telah membayangi kehidupan sosial, sehingga mereka tidak lagi serius untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Mereka menjalin hubungan jangka pendek dengan harapan mendapatkan keuntungan, atau ada yang memang menghindari menjalin hubungan yang serius.
Solusi untuk mengatasi penurunan jumlah pasangan yang tidak melanjutkan ke jenjang pernikahan bagi pasangan muda di Jepang, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangan, sebagai berikut.
- Mendukung pasangan muda Jepang dalam hal mendapakan sumber finansial: pemerintah dan Lembaga-lembaga terkait dapat memberikan bantuan bagi mereka yang memutuskan untuk menikah, dan memberikan tunjangan-tunjangan atau subsidi dampak keputusan untuk menikah, seperti biaya melahirkan, subsidi biaya perawatan bayi, sekolah, dan kesehatan.
- Membangkitkan lagi foklor yang memberikan motivasi kesadaran gender, nilai-nilai keluarga, dan filosofis dari pernikahan.
- Mendorong kesadaran antara karir dan kehidupan pribadi. Perusahan dan Lembaga kerja untuk memberikan toleransi, seperti cuti melahirkan, jam kerja yang fleksibel bagi wanita yang menyusui, dan priotitas fasilitas sosial lainnya.
- Mengedukasi masyarakat dengan berbagai wacana baru, bagaimana nilai-nilai hubungan dan menjalin pernikahan untuk menciptakan image baru dizaman globalisasi ini. Sehingga peran-peran lembaga sosial yang dapat mengkampanyekan krisis populasi manusia di Jepang.
Repoter : R. Hidajat
Editor : Muhammad 'Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Alasan Pasangan Muda Jepang Tidak Mau Menikah, dan Bagaimana Solusinya"