Mak Yong Dilatihkan di Universitas Negeri Malang

        Damariotimes. Universitas Negeri Malang. Selasa tanggal 7 Maret 2023. Lokakarya Mak Yong dan Analisa Karakter yang diadakan oleh program studi Pendidikan Seni Tari dan Musik (PSTM), Departemen Seni dan Desain (DSD), Fakultas Sastra (FS), Universitas Negeri Malang, di Gedung D16 Ruang Ava Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Acara lokakarya Mak Yong dan analisa karakter ini, dihadiri oleh pemateri yang sangat luar biasa, yaitu Dr. Norzizi Dato Zulkifli dari Universitas Teknologi MARA Malaysia. Tujuan di adakannya kegiatan ini adalah untuk memberikan wawasan dan pengalaman baru kepada mahasiswa dan mahasiswi program studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, mengenai apa itu Mak Yong dan juga analisa karakter diri. 
Dr. Norzizi Dato Zulkifli dan peserta pelatihan (Foto ist.)
        Kegiatan lokakarya ini dibuka oleh master of ceremony secara resmi dan dilanjutkan dengan penampilan tari Zapin Nusantara dari mahasiswa PSTM, Universitas Negeri Malang. Setelah pembukaan, kemudian  masuklah acara inti, yaitu pemaparan materi lokakarya Mak Yong dan analisa karakter oleh Dr. Norzizi Dato Zulkifli. Diawali dengan memberikan pengertian dasar seni pertunjukan tradisional yang ada di Malaysia, yaitu Mak Yong, mulai dari sejarah Mak Yong, pengertian Mak Yong, apa saja yang ada didalamnya, unsur apa yang menjadi ciri khas, pertunjukan tersebut.
        Dr. Norzizi membukanya dengan menyapa seluruh peserta lokakarya, dilanjut dengan memberikan arahan urutan kegiatan yang akan terlaksana, dan lanjut dengan penyiapan materi serta praktek bersama peserta. Mak Yong adalah salah satu seni pertunjukan tradisional atau teater tradisional melayu dari Kelantan, Malaysia. Teater tradisional ini berbentuk sendratasik atau seni drama yang juga dipadukan dengan tari dan musik, sehingga selain sebuah seni pertunjukan drama, juga terdapat unsur tarian dan nyanyian didalamnya. 
Dr. Norzizi Dato Zulkifli berfoto bersama dengan mahasiswa PSTM (Foto ist.)
        Dr. Norzizi menyampaikan, bahwa Mak Yong ini juga ada di Pattani, Thailand sejak sekitar abad ke-17, dan berkembang juga di Negara Malaysia. Ciri khas dari Mak Yong ini adalah dibuka dengan sebuah tarian yaitu tari Menghadap Rebab. Dimana tari dan juga drama tradisional ini tidak boleh dibawakan dengan sembarangan. Terdapat pakem dan teknik yang harus menjadi sandaran. Dasar cerita dari seni pertunjukan Mak Yong ini tidak berubah sejak dahulu sampai saat ini, yaitu cerita-cerita tentang kerajaan. Walaupun demikian Mak Yong tetap eksis di tempat asalnya bahkan sudah sampai pada forum Internasional. 
        Dr. Norzizi mengatakan Mak Yong ini dulunya dimainkan oleh seorang pria dan wanita karena memang terdapat lakon Pak Yong atau raja dan Mak Yong atau putri, tetapi seiring berjalannya waktu, ketika Islam masuk di Malaysia yang membuat harus adanya jarak antara wanita dan pria, juga adanya beberapa konflik, juga menyebabkan perubahan pemeran lakon menjadi wanita semua. Wanita tersebut juga berperan sebagai pria, akan tetapi ia tetap menggunakan tata rias cantik, hanya saja memainkan sebuah lakon pria. Pertunjukan Mak Yong ini juga terdapat peran lawak didalamnya yang menjadi pelengkap dan penghibur. Memang tidak berbeda jauh dengan pertunjukan tradisional di Indonesia yang juga memasukkan peran lawakan sebagai penghibur cerita. 
        Setelah Dr. Norizi menyampaikan sedikit pemaparan mengenai Mak Yong, beliau mengajak seluruh peserta untuk sedikit mempraktikkan tarian pembuka pada pertunjukan Mak Yong yaitu tari menghadap rebab. Rebab sendiri adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara di gesek. Seluruh peserta di bariskan oleh ibu Zizi dan terdapat jarak antara peserta satu dengan lainnya. Tari menghadap rebab ini disajikan mulai posisi duduk sampai dengan berdiri. Beliau memberikan contoh untuk ditirukan oleh seluruh peserta di dalam ruangan tersebut. Satu demi satu gerakan dengan perlahan dijelaskan dan dipraktikkan oleh seluruh peserta. 
        Kemudian, setelah praktik tari menghadap rebab tersebut dirasa cukup. Materi yang disampaikan oleh Dr. Norzizi selanjutnya adalah analisis karakter yang disambungkan dengan sebuah peran-peran dan sedikit strategi bermain teater. Awalnya beliau memberikan arahan kepada seluruh peserta untuk berjalan bebas memenuhi ruangan lokakarya tersebut. Seluruh peserta mengikuti arahan, ternyata berjalan itu adalah salah satu strategi dalam bermain teater, karena berjalan saja ada beberapa cara agar memiliki makna. Misal mengatur kecepatan dan juga tujuan. Beliau mengatakan, setiap orang berjalan pasti memiliki sebuah tujuan, orang yang lapar dengan orang yang sangat lapar pasti akan berbeda kecepatannya dalam berjalan. Jadi, berjalan saja kita harus memasukkan rasa kedalamnya, kita akan apa dan bagaimana cara kita mengekspresikan serta mengeksplorasikannya. Lalu kita juga menganalisa karakter dengan memerankan dan mengekspresikan bagaimana ketika kita menjadi ibu, ayah, kakek, nenek, bahkan adik. Dengan arahan Dr. Zizi untuk membayangkan siapa yang akan menjadi subjek ekspresi kita. Selain itu, terdapat beberapa teknik juga, kita diajarkan untuk membuat sebuah gerak dengan memperhatikan ruang negatif kita yaitu ruang besar dan kecil, bahkan berbagai ekspresipun juga kita mainkan, mulai dari terkejut, marah, bahagia dan sebagainya. Kemudian peserta dibentuk menjadi 4 kelompok besar dan diberikan sebuah peran mulai dari raja, putri, pelawak dan raksasa. Setelah membentuk menjadi sebuah kelompok kita memainkan peran-peran yang telah dibagi dan disajikan dengan memasangkan dua kelompok dua kelompok, untuk membuat sebuah konflik dan mengekspresikan konflik tersebut.
        Setelah materi demi materi selesai disampaikan dan di praktekkan. Dr. Norzizi memberikan evaluasi dan alasan mengapa peserta di minta untuk mengikuti arahan-arahan tersebut. Beliau mengatakan bahwa bergerak dalam sebuah seni tidak hanya asal bergerak, tetapi harus ada rasa didalamnya. 
 
 
 
Kontributor : Allfa Andranica Devya Aprilyawati 
Editor          : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Mak Yong Dilatihkan di Universitas Negeri Malang"