Batik
dengan warna yang cerah membuat penampilan penari Zapin berseri-seri (Foto
ist.)
Beberapa motif batik yang digunakan sebagai kostum tari Zapin Nusantara, yaitu batik “Setangkai Puspa Melayu”. Karya batik hasil penelitian kolaborasi antara Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Teknologi Malaysisa (UTM) dalam skema penelitian Indonesia-Malaysia Research Consortium (I’MRC). mengambil ide dari elemen estetik interior yang dipasang di atas pintu ruang Rumah Adat Melayu.
Keindahan motif menjadi tidak terasa kaku sebagaimana ukiran yang menghiasi rumah adat melayu. Hal ini karena telah mengalamai proses stilasi bentuk dari yang sifat keras menjadi yang lembut, dari ukiran kayu menjadi desain tekstil untuk Wanita Remaja. Oleh karena itu menjadi cocok untuk tampilan penari Zapin yang bergerak secara dinamis.Motif batik “Setangkai Puspa Melayu” merupakan hasil asimilasi budaya Melayu Indonesia dengan Malaysia, yaitu penggabungan setangkai bunga Melati dengan setangkai bunga Sepatu. Pengambilan dua bunga penuh warna cerah yang dimiliki sifat Wanita Remaja yang ceria dan bahagia. Hal ini menjadi menari ketika dipadukan dengan kostum khas Kalimantan yang bernuansa hitam, sehingga tampak lebih menunjukan karakteristik yang lebih anggun.
Dr. Pujiyanto, M.Sn. yang ahli dibidang Desain komunikasi visual (DKV) ini produktif dalam melakukan penelitian, salah satu hasil penelitian dalam bentuk batik untuk menunjukan potensi kekayaan budaya dari dua negara bangsa serumpun; Indonesia-Malaysia. Hal ini menjadi sangat tepat jika batik tekstil yang diciptakan menjadi bagian dari kostum tari Zapin Nusantara karya Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dengan penata musik Drs. Bagus Brahmananto, dan penata kostum: Dra. Suci Narwati.
Batik ini memang cocok untuk kostum penari, utamanya penari yang bergerak secara dinamis. Sehingga auranya tampilan penari dapat terpancarkan, etnisitasnya lebih muncul. Selain itu juga ada motif batik yang disebut “Batas Sulur Melayu” mengambil ide dari hiasan pelengkap estetik interior Penyekat Ruangan dan Hiasan Ukiran Kursi Raja Melayu. Bagi masyarakat Melayu, Sulur memiliki pengertian adanya kesederhanaan dan kesejukan dalam kehidupan, dan pengertian batas adalah etika Melayu, bahwa masyarakat Melayu dalam hidup di dunia selalu menerapkan kesederhanaan dan kesejukan dalam bertindak. Adapun motif yang mengarah vertikal memberi simbol adanya ke-Tuhanan. Bagi Pria Dewasa yang memakai batik ini harapannya selalu dijaga Allah SAW agar dirinya penuh kedewasaan, kesederhanaan dalam hidupnya, adanya kesejukan, dan santun dalam berbicara serta berperilaku membawa etika budaya Melayu. Motif batik ini menjadi sangat cocok untuk ditampilkan sebagai busana penari laki-laki yang mempunyai kostum dasar merah.Tampilan kostum tari Zapin Nusantara yang digelar sebagai sambutan para guru besar se-Indonesia di gedung Rektorat Universitas Brawijaya benar-benar semarak, bahkan para hadirin dapat bergembira menikmati lantunan lagu berirama gambus, dan menikmati penari dengan kostum batik karya Dr. Pujiyanto, M.Sn.
Reporter : Harda Gumelar
Editor : Robby Hidajat
Posting Komentar untuk "Batik Indonesia-Malaysia Karya Dr. Pujiyanto, M.Sn. sebagai Kostum Tari Zapin Nusantara; Tampil Pada Majelis Guru Besar Se-Indonesia di Universitas Brawijaya Malang"