Damariotimes. Wayang Topeng yang tersebar dibanyak
tempat seluruh wilayah Kabupaten Malang, sungguhpun pada saat ini tidak semua grup mampu berkegiatan secara
aktif, khususnya pada decade tahun 1970-an. Terlebih lagi yang mampu
mempertahankan diri sampai sekarang. Di bawah ini dikemukakan beberapa situs
pertumbuhan dan perkembangan wayang topeng dibeberapa daerah wilayah Kabupaten
Malang.
1. Wayang Topeng di daerah Jabung
Jabung adalah sebuah desa yang terletak di sebelah timur jalan raya Malang Singosari. Tepatnya daerah ini di kaki
Gunung Manggung pada ketinggian antara 500 – 600 meter diatas permukaan
laut. Dari Singosari ke
Jabung kurang lebih 12 km. Jika dari
kota Malang kurang lebih 19 km.
Keberadaan grup Wayang Topeng di Jabung diatas tahun 60-an sangat
tergantung pada kemampuan Pak Kangsen (Lurah Jabung), beliaulah yang menyambung sejarah
Wayang Topeng yang pernah hidup pada masa Pak Rusman, atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Kek (Kik) Tir (karan anak). sebab anak beliau bernama Tirtonoto.
Wayang Topeng Jabung pada masa Pak Rusman berlangsung antara tahun 1915 sampai
dengan tahun 1958, setelah Pak Rusman meninggal kepengurusan Wayang Topeng di
Jabung dipegang oleh Pak Kangsen. Beliau sebagai dalang, sedang penanggung
jawab tari dipegang oleh Pak Samoed dan Pak Tirtonoto. Pak Samoed meninggal
dunia tahun 1974 berikutnya
disusul Pak Tir Tirtonoto dan yang terakhir Pak Kangsen pun meninggal dunia.
Sepeninggalannya
tokoh-tokoh topeng
di Jabung tersebut maka berakhirlah sejarah grup Wayang Topeng di sana. Sungguhpun
sepuluh tahun terakhir ini ada pemuda-pemuda Jabung yang bertekat untuk
menghidupkan kembali wayang topeng Jabung. Topengnya satu kotak dijual ke Bali,
pakaiannya dijual pada tukang loak. Ada beberapa jamang dan 1 badong (probo)
sempat ditemukan oleh Moch. Soleh Adi Pramono (cucu Pak Rusman) dari tukang loak
yang secara kebetulan menjajakan barang tersebut di Tumpang.
2. Wayang Topeng di Daerah Kedungmonggo – Pakisaji
Kedungmonggo sebuah pedukuhan termasuk wilayah kelurahan Karangpandan. Daerah
ini terletak disebelah selatan kota Malang kurang lebih 10 Km dari pusat kota. Untuk
sampai ke Kedungmonggo melewati jalan raya Malang – Blitar, turun di pertigaan
Bendo, kemudian jalan kaki ke barat kurang lebih 1 km. Daerah ini terletak pada
ketinggian antara 100 – 200 meter diatas permukaan air laut.
Di desa yang
terpencil itu terdapat grup Wayang Topeng yang bernama: Asmarabangun, yang
langsung diimpin oleh Karimoen bersama putranya; Taslan Harsono. Pak Karimoen mempelajari
seni pertunjukan topeng dari ayahnya bernama: Kiman sekitar tahun 1932. Kini
perkumpulan itu di bina oleh cucu Karimoen bernama Suroso dan Tri Handoyo.
Bahkan telah berhasil mengkondisikan wayang topeng anak-anak.
3. Wayang Topeng didaerah Glagahdowo
Desa Glagahdowo, terletak antara candi Jayago
(Jago) dan candi Kidal, daerah ini termasuk wilayah Kawedanan Tumpang. Daerah tersbeut
merupakan daerah pertanian (agraris) yang subur.
Adapun grup Wayang Topeng di Glagahdowo yang terkenal dengan ana Sri Marga Utama, perkembangannya tidak terlepas dari grup Wayang Topeng sebelumnya yatu periode Wayang Topeng Pucangsanga atau Jabung dari generasi pak Rusman. Sebelum pak Tirtonoto meninggal Wayang Topeng di daerah Timur mengalami perkembangan yang pesat, hingga muncul grup Wayang Topeng Jabung. Kemudian disusul daerah lain seperti Kedungmonggo dan Jatiguwi. Sementara itu di Glagahdowo hanya terdapat penari Potrojoyo yaitu Rakim. Dari padanya mampu mempengaruhi semangat tokoh-tokoh yang lain yaitu pak Rasimun yang terkenal sebagai pemeran Gunungsari. Selain sebagai penari beliau juga mampu membuat topeng (pengrajin).
Adapun grup Wayang Topeng di Glagahdowo yang terkenal dengan ana Sri Marga Utama, perkembangannya tidak terlepas dari grup Wayang Topeng sebelumnya yatu periode Wayang Topeng Pucangsanga atau Jabung dari generasi pak Rusman. Sebelum pak Tirtonoto meninggal Wayang Topeng di daerah Timur mengalami perkembangan yang pesat, hingga muncul grup Wayang Topeng Jabung. Kemudian disusul daerah lain seperti Kedungmonggo dan Jatiguwi. Sementara itu di Glagahdowo hanya terdapat penari Potrojoyo yaitu Rakim. Dari padanya mampu mempengaruhi semangat tokoh-tokoh yang lain yaitu pak Rasimun yang terkenal sebagai pemeran Gunungsari. Selain sebagai penari beliau juga mampu membuat topeng (pengrajin).
Pada tahun 1939, pak Rasimun menjadi penari Wayang Topeng yang dipimin oleh pak
Tirtonoto dan pak Rasimun. Semasa pak
Tirtonoto masih hidup, sehingga
sebelum beliau meninggal. Pak Rasimun diwasiati untuk melanjutkan mengembangkan
Wayang Topeng. Beberapa waktu kemudian pak Rasimun bertemu dengan Moch. Soleh Adi Pramono (keponakan pak Tirtonoto) dan pesan
pak Tir tersebut disampaikan. Rupanya kedua orang itu memahami dan lahirlah
kembali Wayang Topeng Glagahdowo dengan nama :Sri Marga Utama.
Sepeninggalnya Rasimun, kini di Glagahdowo yang menghidupkan Wayang Topeng
adalah Utomo dan istrinya, dengan perkumpulan yang diberi nama Stiyo Utomo.
Tentunya pada saat ini sudah banyak berkurang, sungguhpun masih ada yang
peduli untuk mengembangkan. Namun jumlahnya sudah jauh berkurang, tentunya
informasi tersebut diatas masih ada yang belum di sampaikan, apakah anda
mengetahui. Bisa komen, dan menambahkan. Perkumpulan wayang topeng di daerah
mana yang sekarang masih mampu tampil?
Penulis : R. Hidajat
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Wayang Topeng Malang"