Toko Celana dan Daster Berjalan

         Damariotimes, Pedagang keliling memang selalu tumbuh pada zaman dan juga diberbagai wilayah. Pada awal abad XX banyak ditemui pedagang China yang keliling menjajakan barang-barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari kain, garam, atau bahan pangan. Orang-orang desa menyebutnya pedagang China itu dengan sebutan ‘Mindring’.

Toko Berjalan dengan seonggok barang dagangannya (Foto Ist.)

        Pada tahun 1970 an mulai menyebar secara luas para Abang-Abang kredit, yaitu pedagang perabotan rumah tangga yang dijual dengan cicilan. Mereka umumnya berasal dari Jawa Barat. Kali ini ditemui juga pedagang penjaja celana pendek laki-laki dan daster di depan pasar Kebalen Kota Malang. 

Cara pedagang tersebut melakukan transaksi dengan pembelinya (Foto Ist.)

Cara menjual barang dagangannya cukup aneh. Setumpuk celana ditaruh dikepala, tangan kanan menenteng beberapa lembar daster, tangan kiri menjinjing beberapa potong celana pendek. Sepanjang jalan Zainal Zakse Kota Malang. Cara menjajakan barang dagangannya di sepanjang pasar pagi itu dengan cara berteriak-teriak. Pedagang itu menawarkan barang dagangan ‘katok-katok, daster-daster, bahan halus dan enak dipakai’ dengan menyebut harga "selawe loro" (Rp. 25.OOO, - dapat dua). Cara menawarkan seperti ini sangat efektif, dan strategis. Pedagang itu menuturkan, cara ini tidak ribet, cukup dibawa keliling (toko keliling) dari pasar-ke pasar, sore nanti kalau terjual separuh dari yang dibawa sudah sangat lumayan, bisa bayar kontrakan dan belanja istri, bahkan dapat menabung untuk kebutuhan anak-anak.

 

Reporter              : R. Hidajat

Editor                  : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Toko Celana dan Daster Berjalan"