Mak Cilik (Painten) Apresiator Murni Wayang Topeng Kedungmonggo: Berpulang ke Rahmat Allah

Damariotimes. Dari waktu-ke waktu akhir akhir ini tokoh-tokoh wayang topeng di Malang Jawa Timur di Panggil Pulang ke Rahmat Allah. Rabu, Tanggal 21 Desember 2022, Tokoh Wayang Topeng dari Jambuer; Bardjo Djiyono berpulang. Ketika beliau bergabung dengan wayang topeng Kedungmonggo, selalu disaksikan oleh penonton setia (Apresiator murni) Mbok Painten, atau yang populer dikalangan keluarga dan tetangga dipanggil Mak Cilik. Beliau pada hari Jumat pon, tanggal 23 Desember 2022 telah berpulang ke Rahmat Allah. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un

 

Mak Cilik (Painten) Apresiator Murni Wayang Topeng Kedungmonggo (Foto Ist.)

                Pada suatu saat, ketika duduk santai, hujan gerimis. Mbak Cilik duduk bersandar disalah satu soko Pendapa Wayang Topeng Asmarabangun Pakisaji, beliau bercerita.

Saya sejak kecil sangat senang melihat wayang topeng, karena saya wanita, sama bapak (pak Pario) tidak boleh ikut menari. Saya senang anak, menatu keponakan, bahkan cucu-cucu keponakan yang wanita sekarang bisa menari. Umpama waktu itu, saya boleh menari, tentu sangat senang. Namun saya juga sudah cukup senang. Setiap ada pementasan wayang topeng masih bisa menonton.

Pengakuan mak Cilik, adik dari Karimoen ini patut diberikan penghargaan dan dikenangkan, untuk membina diri sebagai apresiator seni pertunjukan tradisional tentunya tidak mudah. Beliau dengan ikhlas menyaksikan dan tanpa pamrih untuk mendapatkan sesuatu dari pertunjukan, dan beliau hanya merasa senang. Pengalaman yang dapat ditinggalkan dari mak Cilik, menjadi penonton seni pertunjukan sangunya adalah ‘rasa senang’, ikhlas menonton. Bahkan tanpa komentar apapun, namun beliau sangat paham para pemain dan bagaimana mereka bermain sebagai wayang.

Ketika berkesempatan silaturahmi ke rumah beliau, di samping sebelah barat rumah Suroso (atau rumah pundhen, yang dulu ditempati oleh Karimoen). Waktu itu saat hari raya idul fitri. Mak Cilik juga bercerita lagi;

Saya senang sekali, tanah saudara saya yang di depan rumah Karimoen itu digunakan untuk mendirikan pendapa, jadi saya dapat setiap waktu dapat menonton wayang topeng. Sebelumnya tidak bisa ikut nonton bersama rombongan, saya harus di rumah. Saya hanya bisa menyaksikan ayah saya (Pario) mengajar Karimoen bersama saudara-saudaranya. Dalang yang paling bagus waktu itu, Mbah Nek (Rasimin). Itu paman saya, kalau mendalang semua orang bisa sirep, kalau waktu Potrojoyo yang semua orang bisa tertawa, senang sekali.

Ingatan-ingatan mak Cilik yang mencintai wayang topeng benar-benar sangat berarti, bahkan beliau tidak pernah membicarakan hal-hal yang buruk dari keluarganya. Beliau hanya menceritakan yang senang-senang, bahkan menceritakan yang indah-indah dari penampilan wayang topeng. Bahkan pernah ada warga yang melahirkan ketika ada pergelaran wayang topeng. Karimoen yang jadi Kelono langsung membawa anak itu ke atas panggung dan diberikan ke dalang, dan diberinama: Sampir (saya lupa nama panjangya).

Mak Cilik tidak menyesal tidak menjadi seniman, hidupnya dinikmati dengan rela dan hidup bahagia bersama suaminya. Sejak muda mereka berdagang hasil bumi, yang sering saya saksikan adalah menjemur kacang di halaman rumahnya.

Ketika terdengar kabar, bahwa mak Cilik berpulang ke Rahmat Allah. Sepertinya beliau tidak berarti apa-apa. Tapi ketika mengingat pengalaman beliau sebagai penonton wayang topeng sejak usia muda. Maka kita merasa kehilangan satu penonton yang baik untuk wayang topeng di Malang.

 


Penulis: R. Hidajat
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy

Posting Komentar untuk "Mak Cilik (Painten) Apresiator Murni Wayang Topeng Kedungmonggo: Berpulang ke Rahmat Allah"