Dampak Food Photography Terhadap Minat Konsumen

Damariotimes, Malang; Jum'at, tanggal 16 Desember 2022 berlangsung sidang tesis mahasiswa Keguruan Seni Rupa DSD FS UM. Dhimas Galih Permadi mengajukan penelitian tesis berjudul Pengaplikasian Gaya Desain Food Photography dan Dampaknya Terhadap Ketertarikan Konsumen Pada Kafe Di Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar.

Kondisi sidang tesis Dhimas Galih Permadi (Foto ist.)

Penelitian berbasis seni rupa ini ingin memotret minat konsumen terhadap menu makanan di Kafe yang dipengaruhi oleh gaya desain Food Photography. Data yang diperoleh dari Instagram dan publikasi sosial media. Pengelola kafe menguggah foto produk dengan harapan ada konsumen yang tepat, namun ada laporan yang menunjukan justru pengunjung kafe terdiri orang yang berusia 10-15 tahun. Hal ini merupakan temuan yang menarik untuk dicermati, bisa jadi efek gaya desain Food Photography tidak signifikan mempengaruhi konsumen yang tepat, namun gaya hidup anak-anak metropolis mulai menjangkiti daerah-daerah yang belum berstatus kota besar, seperti di Blitar.

Foto bersama dengan penguji (Foto ist.)

Temuan temuan seperti itu yang memungkinkan dapat memberikan sumbangan pada kondisi sosial, sungguhpun melemahkan pada bidang kajian seni rupa. Artinya kepekaan konsumen tidak dipengaruhi
oleh gaya desain yang diharapkan jadi daya pikat, namun bisa jadi ada faktor indikator yang lain yang jadi penyebab, dalam hal ini adalah informasi verbal dalam desain komunikasinya, misalnya WiFi gratis dan speednya kencang, ruang luas dan ber-AC alam, atau kata-kata lain yang menyebabkan konsumen utama tidak terjaring.
Penelitian yang diajukan pada sidang tertutup dengan penguji 1) Dr. Hariyanto, M.Hum. 2) Dr.iriaji, M.Pd., 3) Dr. Robby Hidajat, M.Sn., dan 4) Dr. Wida Rahayuningtyas, M.Pd.
Tanggapan penguji pada umumnya terfokus pada prilaku peneliti di lapangan, dan hasil yang menunjukan dampak gaya desain Food Photography membutuhkan penjelasan yang lebih mendalam, sungguhpun peneliti berargumen lisan telah menyadari. Penelitian ini penting untuk dikaji dari fenomena kafe di kota Blitar, nota bene sebagai kota kecil, tapi masyarakatnya telah bergaya metropolis.

Reporter : Muhammad Sirojul
Editor : Harda Gumelar