Damariotimes, Selasa tanggal 15 November 2022 dilangsungkan sarasehan Pembinaan Kesenian & Organisasi Kesenian Kota Tuban. Penyelenggara kegiatan ini Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata Ksbupaten Tuban (Disbudporapar). Pada acara tersebut ditampilkan kesenian khas Tuban yang dikenal dengan nama Thak-Thakan, pertunjukan itu mirip fragmen yang menampilkan topeng-topeng primitif, wanita, laki- laki, dan raksasa, serta ada topeng jenis kucingan yang disebut dengan nama kirikkikik, dan juga ada tiga jenis barong.
Pertunjukan Tak-Takan membutuhkan pembinaan teknis (Foto ist.) |
Jika diperhatikan jenis ini merupakan pertunjukan tolak Balak, karena mempunyai tampilan yang menggambarkan wajah topeng yang menyeramkan, bahkan juga jenis caplokan yang masih berpola polos, sehingga tampak sebagai perwujudan dari binatang pemakan daging, seperti singa atau jenis harimau.
Menurut Buntas Pradoto, pemuda yang berprofesi sebagai dalang dari desa Subontoro mengawal pertunjukan Thak-Thakan ini sudah sekitar lima tahun. Pertunjukan Thak-Thakan dapat didorong menjadi ikon dari Kabupaten Tuban, mengingat pertunjukan ini mempunyai potensi yang besar dari sisi organisasinya. Para anggota mempunyai motivasi yang besar untuk dapat tampil pada setiap event. Oleh karena itu pertunjukan ini diperlukan pembinaan intensif.
Kesempatan yang dilaksanakan oleh Disbudporapar yang mengundang Drs. Katno, M.Si. mantan kepala Taman Budaya Jawa Timur, dan Dr. Robby Hidajat, M.Sn, dari Departemen Seni dan Desain, FS UM, dan juga Ki Buntas Pradoto, S.Pd.
Selain Thak - Thakan juga diikuti oleh para pekerja seni jaranan.
Kabid Disbudporapar Tuban: Drs. Sumardi mengharapkan pertunjukan Thak-Thakan ini dapat direkonstruksi lebih lanjut, karena kesenian ini milik orang Kalang yang masih misterius di Kabupaten Tuban.
Editor. : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Thak-Thakan Rumpun Pertunjukan Tolak Balak dari Tuban"