Damariotimes, rombongan pimpinan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang mengeksplor destinasi wisata di Batam. Dari Nagoya Hill ke Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu kurang lebih satu jam. Infrastruktur jalan bagus, hanya waktu memasuki lokasi yang masih kurang bagus untuk bus. Sungguh pun bisa masuk dengan aman.
Panggung untuk pementasan (Foto ist.) |
Setengah perjalanan mengakses lokasi ekowisata mangrove mulai dihadang grimus, namun kondisi cuaca tersebut tidak berarti, karena rombongan sepanjang perjalanan menghibur diri dengan berkaraoke. Berbagai jenis lagu dilantunkan secara bergantian, Dr. Karkono yang sangat bersemangat, bahkan Prof. Dr. Yazid Basthomi, MA., yang melantunkan lagu dengan penuh penghayatan.
Suasana berkaraoke menjadi semakin pecah ketika berhasil memohon Prof. Utami Widiati, Ph.D. (mantan Dekan FS) yang menyanyi lagu Terajana.
Makan sederhana di ekowisata Mangrove (Foto ist) |
Sesampainya di lokasi ekowisata, rombongan makan siang dengan menu yang sangat sederhana, olahan ikan laut, ayam, mie goreng, dan cap jahe, dan disediakan sambal.
Sungguh pun tidak terlalu lahap, namun makan siang ini masih disyukuri bersama.
Di ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu ini juga untuk arena camping dari siswa Pramuka, waktu rombongan datang mereka sedang berkemas untuk meninggalkan lokasi.
Siswa Pramuka yang sedang mengemasi tenda (Foto ist.) |
Tempat yang digunakan camping itu adalah didesain untuk arena parkir, di depan ada panggung untuk pementasan, di kanan dan kiri terdapat kios display barang kerajinan berjenis kerang kerangan, sandal kulit, dan t-shirt. Di tempat ini ada warung sederhana yang menyediakan makan siang. Rupanya tempat ini menjadi satu-satunya penyuplai kebutuhan konsumsi setiap wisatawan yang datang untuk melihat pantai yang ditumbuhi pohon mangrove.
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk " Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu Areal Camping Pramuka"