Damariotimes. Bandung Jawa Barat. “Unur Daya” yang meceritakan wisata budaya candi Jiwa. Candi ini berada di kawasan percandian Batu Jaya Karawang. “Unur Daya” merupakan konsep garapan koreografi yang menampilkan fenomena penemuan benda-benda purba kala di area pesawahan wilayah Karawang.
Salah satu adegan Unur Daya (Foto ist.)
“Unur” berarti timbunan tanah dan “Daya” berarti
kekuatan. Koreografi tarian ini dimaksudkan untuk menggambarkan kekuatan meta
fisik candi Jiwa. Daya atau kekuatan
tersebut sangat kental dan berpengaruh pada masyarakat sekitar, oleh karena itu
dimungkinkan masyarakat dapat ikut serta menjaga dan melestarikan sumber daya
alam tersebut.
Pada garapan ini koreografer (Mpap Gondo)
mengambil tema kontemporer tradisi. Ada simbol berupa gundukan tanah yang
diartikan sebagai candi pada zaman dahulu waktu pertama kali di temukan. Pada garapan
ini menceritakan salah satu warga yang merasakan ada hal aneh yang ada di
sekitar mereka, akan tetapi hal tersebut
belum diketahui penyebabnya. Karena bentuk candi yang belum terlihat jelas dan
belum berbentuk candi tersebut hanya berbentuk seperti gundukan tanah.
Lama-kelamaan pengaruh tersebut semakin dirasakan oleh masyarakat sehingga
menjadi tahu, hal-hal yang menyebabkan keanehan tersebut.
Masyarakat merasakan adanya sesuatu yang berasal
dari candi tersebut, yaitu seperti ada
hal aneh yang memancarkan rasa dan kekuatan sehingga setiap masyarakat
berbondong-bondong untuk memperebutkan candi yang belum berbentuk itu. Hal ini
tampak sifat manusia yang serakah dan ingin menang sendiri maka masyarakat pun
rela saling berkelahi satu sama lain untuk memperebutkan candi tersebut.
Pada akhirnya terjadi perkelaihan di antara mereka,
namun pertikaian itu dihentikan oleh salah satu warga yang sadar akan arti dari
maksud fenomena ini. Kekuatan yang bersumber dari candi tersebut sangatlah
kental dan nantinya akan membawa perngaruh yang besar untuk masyarakat sekitar.
Agar dapat mempunyai rasa empati dan
bijak untuk saling menjaga dan melestarikan sumber daya alam, dan tidak cukup
dijaga oleh seorang saja, akan tetapi harus dijaga oleh setiap masyarakat. Jadi
candi Jiwa yang berarti memancarkan dan memberi pengaruh positif kepada setiap
jiwa-jiwa manusia untuk tidak bersifat serakah.Penari laki-laki yang menggambarkan perkikaian (Foto ist.)
Konteributor : Dessy Lidia Fitri
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Unur Daya: Koreografi Kisah Tentang Mistri Candi Jiwa"