Damariotimes. Kediri kerap kali menjadi kota yang khas dengan tarian Jaranan. Masyarakat di kediri hampir semua menyukai, oleh karena itu masyarakatnya juga bertekat melestarikan. Perlu dikertahui, bahwa Jaranan di Kota ini banyak versinya, satu sama lain pasti ada perbedaannya.
Mari kita bongkar Jaranan Jdawa dari Kediri. Apa
sih jaranan itu. Jaranan atau yang biasa disebut
Kuda Lumping adalah seni pertunjukan yang khas dan asli dari Kediri, dan
ini masih menjadi tontonan yg populer, maka tidak mengherankan masih banyak yang
menggemari. Pada umumnya seni pertunjukan ini berkembang di seluruh eks Karesidenan
Kediri. yaitu Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk dan Blitar. Konon
kabarnya telah ada sejak masa Kerajaan Kediri di bawah Pemerintahan Raja Jayabaya,
atau sekitar abad X kira kira Tahun 1041an. Suguh Sesaji sebelum pertunjukan Jaranan Jawa (Foto ist.)
Jaranan selain sebagai tontonan juga digunakan sebagai upacara untuk menghormati roh leluhur, maka dari itulah kebanyakan para pemain dan pelaku Jaranan adalah dari golongan kaum abangan. kaum abangan merupakan golongan orang yang selalu memakai pakaian yg serba abang (merah). Pelaksanaan sebelu ritual selalu menampilkan Jaranan Jawa. Pelaksanaannya disebut suguh sesaji (memberikan sesaji pada arwah).
Pada perkembangan Jaranan Jawa di Kediri mengalami pasang surut, karena kondisi sosial masyarakat sudah mulai berubah. Perubahan tersebut dalam memaknai ajaran yang berkait dengan tuntunan menjadi tontotan. Pada tahun 1970an. Jaranan mengalami masa surut, bahkan tidak terdapat pementasan untuk berbagai kegiatan masyarakat.
Menjelang akhir tahun 1980-an, Jaranan mulai muncul lagi dengan tampilan yang berbeda. Penampilannya tidak lagi untuk kegiatan ritual, namun mulai difungsikan sebagai hiburan masyrakat. Ternyata, masyarakat di Kediri masih menyukai pertunjukan tradisional khas Jawa tersebut. Bahkan perkumpulan Jaranan satu persatu mulai bermunculan, seperti berdirinya paguyupan Jaranan Samboyo Putro. Pada sanggar ini mulai melakukan inovasi, mulai dari musik, an gaya tari, dan property Jaranannya. Bahkan masih banyak lagi sanggar Jaranan di Kediri yang setiap tahun bermunculan, seperti Satria muda, Mayangkoro,Legowo Putro, dan masih banyak lagi.
Formasi penari Barongan (Foto ist.)
Jika zaman dahulu, para pemain Jaranan adalah para petani, atau pekerja kasar, tukang batu, dan masyarakat yang kerjanya seadanya. Mereka menjadi pemain Jaranan untuk mengisi waktu luang yang belum dapat mereka manfaatkan secara ekonomi. Namun sekarang pemain jaranan adalah para pelajar, mahasiswa, dan juga guru-guru sekolah. Mereka menyadari bahwa Jaranan itu adalah salah satu seni pertunjukan yang dapat menunjukan jatidiri sebagai bangsa Indonesia.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Tahukah anda Jaranan Jawa khas Kediri?"