Damariotimes. Pangsit mie dan es degan di Malang sudah sangat populer. Kuliner ini mulai marak tahun 1980an setelah Bakso. Bakso pada tahun 1970an tidak semarak sekarang, bahkan tidak ada pedagang bakso keliling di kampung-kampung, waktu itu penjual bakso masih di pikul, mereka menjadi menjual di perumahan Cina.
Mie pangsit masih dijual di
depot-depot, umumnya hanya orang-orang kaya, utamanya keluarga Cina. Makan mie
pangsit pak Ri sebenarnya relatif masih baru sekitar tahun 1990an, pertama kali
dikenal oleh mahasiswa IKIP Malang. Warung Mie Pangsit Pak Ri ada di Kopma IKIP
Malang. Setelah ada program perluasan mandat Institut menjadi Universitas,
tahun 1999, Berikutnya ada pembenahan fasilitas di lingkungan Universitas
Negeri Malang, terutama mempersiapkan gedung rektorat di lingkungan gedung H,
pak Ri harus pindah di lingkungan gedung yang lain. Berikutnya dengan
pertimbangan tertentu, pak Ri pindah di Jl. Wilis hingga sekarang. Selama
pandemi Covid 19 tampaknya masih buka, tapi mendadak diberitakan dan tersebar
di grup-grup whatsapp di lingkungan pegawai UM, pak Ri meninggal dunia. Pak Ri
tubuhnya tegap, kekar, dan sepintas tampak sehat. Sehingga banyak pelanggan
heran.
Kedai pangsit mie dan es dedan pak Ri, melayani pesanan (Foto ist.) |
Sekarang usaha berdagang mie
pangsit dan es degan dilanjutkan oleh istrinya, dan dibantu empat orang. Setiap
hari selalu ramai, kurang lebih 500 porsi terjual setiap hari.
Reporter: Harda Gumelar
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Pangsit Mie & Es Degan Pak Ri di Jl. Wilis Kota Malang"