Damariotimes, Yogyakarta, 2 Oktober 2022. Hari kedua gamelan sekaten di bunyikan secara bersamaan di dua pendapa pagongan depan kanan (pendapa pagongan lor/utara, dan kiri (pendapa pagongan kidul/selatan) masjid Agung Ngayogyakarta Hadiningrat. Pedapa ini mirip sekali dengan posisi candi apit, juga posisinya di utara dan selatan.
Penabuh gamelan Sekaten di Masjid Agung Yogyakarta (Foto Ist.) |
Secara tradisional gamelan sekaten ini dikeluarkan dengan cara diarak menuju masjid Agung. Kemudian dibunyikan selama selama 7 hari, terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2022. Perlu diketahui, pelaksanaan sekaten keraton Ngayogyakarta ini untuk pertama kalinya setelah Indonesia terdampak pandemi covid-19 selama dua tahun belakangan ini.
Gamelan sekaten ini merupakan gamelan pusaka keraton yang bernama Kyai Guntur Madu. Gamelan keramat itu secara rutin dibunyikan setiap bulan maulid, yaitu tepat peringatan hari lahir Nabi Besar Muhammad SAW.
Masyarakat antri ngalap berkah (foto Istimewa) |
Keunikan dari tradisi sekatenan ini masih ada masyarakat yang percaya ngalap berkah untuk kelancaran usaha, atau minta berkah kesembuhan. Bagi mereka yang ngalap (mohon) berkah datang membawa bunga, kemudian dibacakan doa dan dibakarkan kemenyan. Demikian keterangan Romo Siaga (Paijo), sebagai abdi dalem sudah kurang lebih 4 tahun. Beliau mengaku senang dapat ikut melestarikan tradisi leluhur dari keraton.
Editor: Muhammad Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Ngalap Berkah Selama Bunyikan Gamelan Sekaten di Masjid Agung Yogyakarta"