Dr. Pranti Sayekti, S.Sn, M.Si
Damariotimes. Rabu 24
Agustus 2022, di IKM Batik Mahkota Laweyan Surakarta telah diselenggarakan
diskusi bersama terkait format baru visual branding etiket batik berbasis
budaya. Penciptaan format baru visual branding etiket batik Laweyan Surakarta berbasis
budaya diprakarsai oleh pakar UM (Universitas Negeri Malang) dari Departemen
Seni dan Desain Program Studi Desain Komunikasi Visual dalam pelaksanaan program
kegiatan PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat). Kegiatan ini merupakan bentuk
kerjasama antara IKM Mahkota Laweyan Surakarta dengan Lembaga edukasi dari UM. Diskusi
dihadiri oleh para perwakilan dari berbagai IKM di wilayah Laweyan Surakarta, diantaranya
IKM Mahkota Laweyan, Batik Toeli Laweyan, Batik Merin Laweyan, Batik Eka Praju,
Divisi IT Kampoeng Batik Laweyan, dan lain-lain. Kegiata Pengabdian Masyarakat oleh pakar UM (Universitas Negeri Malang) (Foto ist.)
Kerjasama yang terjalin dan diskusi secara continue
oleh para pemilik IKM batik di Laweyan Surakarta dengan pihak UM merupakan salah satu upaya
pelestarian produk kultural yang mulai dilupakan oleh masyarakat pembatik Laweyan
sendiri. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Dr. Pranti Sayekti, S.Sn, M.Si terkait visual
branding etiket batik Laweyan Surakarta. Diskusi yang berlangsung kurang lebih
selama 2 jam tersebut menimbulkan antusiasme dari para pembatik Laweyan untuk
menghidupkan kembali visual branding etiket batik sebagai produk kultural.
Antusiasme ini diwujudkan dalam bentuk keinginan menciptakan format baru etiket
sesuai dengan era yang berlaku. Visual branding etiket batik versi baru
merupakan salah satu upaya untuk mengingat peran etiket batik yang sangat
besar. Peran besar tersebut bukan hanya sebagai media komunikasi visual yang
bersifat ekonomi oriented melainkan juga sebagai alat perjuangan bangsa
Indonesia dalam melawan dominasi perdagangan orang-orang Tionghoa selama
puluhan tahun. Sejak masa sebelum kemerdekaan diketahui bahwa visual branding
etiket batik pribumi telah memberanikan diri tampil sebagai alat perjuangan
dengan cara menampilkan simbol-simbol pribumi dalam setiap ilustrasinya. Penciptaan
format baru visual branding etiket batik disambut dengan sangat baik oleh
masyarakat pembatik di Laweyan. Sambutan positif tersebut mengindikasikan bahwa
kesadaran masyarakat tentang modal kultural yang dimiliki oleh wilayahnya mulai
terbangun.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "PAKAR UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) PRAKARSAI VISUAL BRANDING ETIKET BATIK BERBASIS BUDAYA"