Damariotimes. Seni pada saat ini,
yaitu diera digital yang telah didorong kuat atas kondisi pendemi covid-19.
Sungguhpun, format seni masih tetap didominasi oleh visi perekembangan terakhir,
yaitu hadirnya postmodern, namun hal tersebut tampak mengalami penurunan yang
drastis.
Mendefinisikan gagasan seni dan
estetika sebagai produk khusus modernitas Barat. Tampak dari para seniman dunia
mendorong bahwa telah terjadi tantangan postmodern terhadap budaya seni klasik
yang dipandang menimbulkan bahaya. Karena dipandang sebagai akar yang
menyebabkan menghancurkan bagi masa depan seni. Karena seni menjadi sebuah
artefak, tanpa dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masa depan manusia.
Performing Live: Aesthetic Alternatives For Ends of Art (https://www.degruyter.com/document/doi) |
Buku Richard Shusterman, telah diterbitkan
untuk melakukan tindakan memotong kegalauan tersebut. bahkan pandangannya yang
bersifat kontroversi dan menggoda dari pandangan-pandangan ini. Langkahnya
dilakukan dengan menelusuri akar
pengalaman estetika yang bersahaja dan menunjukkan bagaimana perkembangan
bentuk-bentuk estetika baru. Kebaruan tersebut di luar ranah seni rupa yang
disakralkan modernitas. Karena itu dipandang sebagai seni yang telah berhenti
sebagai sebuah ketrampilan teknik. Menunjuk pada kondisi yang demikian, kehadiran
seni yang terus-menerus dari dorongan artistik. Ternyata usaha itu benar-benar
masih jauh lebih dalam, bahkan lebih
mampu tahan lama daripada momen modernis.
Performing Live adalah
seni transformastif yang mampu mempertahankan kekuatan abadi dari pengalaman
estetika dengan mengeksplorasi peran, metode, dan maknanya yang beragam,
terutama di bidang yang marjinal. Estetika tradisional yang kini juga dapat hidup dalam budaya dan media baru saat ini. Berbagai
ragam ekspresi dari gagasan seniman dalam beragam disiplin mamu mengekspresikan
diri dalam format sinema, dunia maya
yang semakin imajiner. Shusterman dalam
berbagai gagasannya mengembangkan teori radikal tentang "somaesthetics," memetakan jaringan kompleks dari seni
tubuh yang begitu menonjol dalam kehidupan kontemporer dan gaya diri.
Dengan memadukan analisis
estetika konkret dengan kritik sosial yang mendalam, Shusterman, seorang filsuf
pragmatis terkenal, menyediakan menu yang kaya dan panduan kritis untuk
mengejar seni kehidupan saat ini.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "“somaesthetics” Seni Mencari Esensi Di Era Digital Dalam Format Virtual"