Damariotimes. Dalam kehidupan sehari hari kita sudah akrap dengan istilah atau kata topeng atau kedok disebut atau didengar. Bentuk kedok tersebut dapat berupa wajah manusia seperti satriya atau raksasa yang disebut buto. Ada pula topeng bentuk kepala binatang seperti harimau, kuda, kera , kijang yang sering digunakan mainan anak-anak.
Topeng Panji Asmarabangun versi Malang (Foto ist.) |
Apa itu topeng?
Seperti yang diungkapkan
Dana (2015) dan Pudjasworo (2015) berdasarkan prasasti yang ada bahwa topeng
disebut dengan istilah atapukan, partapukan, tapel, dan raket yang
berarti pertujukan topeng Istilah ini sudah dikenal di nusantara sejak abad IX.
Istilah atapukan ditemukan juga dalam
karya sastra Malat, sedangkan istilah patapelan,
pabaholan, panigelan, dan pawayanan tercantum dalam Kitab Brahmandapurana dan
kidung Sunda. Sementara istilah raket ditemukan dalam kitab wangban windeha.
Tapel atau
topeng adalah hasil karya seni manusia sebagai perwujudan atau ekspresi tentang
konsep bathinnya mengenai “face” atau
binatang, (Suardana, 2008:3-4). Sedangkan Pono Wiguno
(2014) mendefinisikan topeng dari bahasa Jawa “tutup rupo/rai (wajah) enggone”,
kata lain topeng adalah “tapuk”.
Dalam bahasa Jawa sehari-hari anak-anak di daerah tertentu menyebut topeng
dengan istilah “kedok”.
Menurut Supriyanto (1997)
kata topeng berarti tutup wajah atau kedok (Jawa kedhok). Teater topeng adalah teater tradisional yang masing-masing
aktornya memakai tutup wajah/kedok.
Topeng pada mulanya
dipakai sebagai sarana untuk kegiatan ritual, dan sekarang berkembang sebagai
sarana pertunjukan. Dituliskan dalam Kitab Negarakertagama bahwa Hayam Wuruk
dikenal sebagai penari istana.
Jika sang prabu menari
diikuti oleh kerabat keraton, ayahandanya memainan kendang, ibudanya
menyanyikan lagu bersyair. Dengan demikian pertunjukan topeng merupakan
pertunjukan bangsawan/elite. Dalam kitab Pararaton menyebutkan gelar-gelar
kepiawaian Hayam Wuruk dalam pertunjukan topeng. Jika Hayam Wuruk sebagai (1) dalang dijuluki Dalang
Tirtaraju, jika sebagai (2) penari
putri dijuluki Pagar Antimun, dan jika sebagai (3) pelawak/dagelan dijuluki Gagak Ketawang
Hardjowardojo dalam (Robby:2008).
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Tahukan Anda Tentang Topeng Jawa"