Damaritimes. Di Malang bagi penikmat kopi tradisional
tentunya banyak pilihannya. Karena pada tahun 1970-an, semua warung-warung kopi
mempunyai kopi andalan masing-masing. Hanya warung-warung di luar kota yang
menyediakan kopi dengan berbagai varian campuran, mulai dari karak (nasi
kering) atau jagung.
Pedagang kopi sedang menimbang (Foto Ist.) |
Di
Kebalen Wetan (Jl. Zainal Zakse) ada toko kecil, pedagang keturunan Tionghoa ini
sangat ramah dan tekun melayani pembeli. Pria berusia kurang lebih 50 tahun ini
mengaku sudah lama menekuni pekerjaan ini. Di kiosnya yang mungil dan sederhana
itu menjual kopi giling tradisional. Ada
dua varian yang ditawarkan, yaitu kopi
istimewa dan kopi super. Varian kopi istimewa adalah berbahan kopi rebusta.
Keistimewaan kopi yang berasal dari Indonesia ini telah dikenal diberbagai
wilayah, sehingga rasa dan aromanya sudah tidak diragukan lagi. Namun di kios
kopi giling ini juga menyediakan viarian yang diklem super, yaitu campuran
antara kopi rebusta dan arabika. Hasil paduan ini diklem sangat diminati warga Malang.
Pedagang
kopi giling di Kebalen wetan ini adalah warisan dari ayahnya, dulu pada tahun
1970-an mempunyai toko kopi giling di Jl. Mergosono. Setelah ayahnya meninggal,
keluarganya pindah ke Kebalen wetan sekitar tahun 2015. Kios kopi giling yang
hanya menghadap satu petak meja kecil berukuran 60 x 80 Cm ini sudah banyak
dikenal oleh para pencita kopi di Malang.
Mesin giling kopi jadul (Foto Ist.) |
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Menggiling Kopi dengan Mesin Jaman Dahulu (Jadul)"