Damariotimes.
Penelusuran secara intensif yang dilakukan oleh Dr. Robby Hidajat, M.Sn. dari
Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas
Sastra Univertitas Negeri Malang tentang lakon Ramayana di Indonesia dan
Thailand. Penggambaran Tokoh Hanoman di Candi Penataran Jawa Timur (Foto Ist.)
Penelusuran
tokoh Hanoman dilakukan dengan mengadakan sejumlah lawatan, yaitu ke candi
Penataran. Candi ini merupakan candi yang memiliki relief yang memiliki
karakteristik yang khas, Relief tampak lebih menunjukan sebagai figur-fitur
yang bersifat magis, keras, dan tampak memiliki daya kontemplasi yang tinggi. Sehingga
penggambarannya tampak lebih naturalis.
Candi
ini tampak tidak hanya sebagai menyelenggarakan ritual pada siklus yang
jaraknya panjang. Sebab ritus-ritus rutin dalam durasi waktu yang pendek, hal
ini tampak juga dilakukan oleh para peziarah yang datang di balai candi bagian
atas, tampak adanya jejak peziarah yang membakar dupa-dupa lidi. Abu-abu dari dupa lidi yang
telah habis dibakar pada sepanjang malam menunjukan kegiatan yang khikmat.
Tempat
yang magis tersebut juga menjadikan panel-panel lakon kisah Ramayana yang
dipahatkan, di sana tampak lebih bersifat kontemplatif. Adegan yang digambarkan
dalam bentuk figur yang lebih rapat dan detail, ukirannya terlihat tajam
menonjol, sehingga penggambaran tokoh-tokoh tampak karakteristiknya yang lebih
garang, magis, dan sakral.
Sepanjang
panel yang memiliki narasi menonjol figur Hanoman yang sedang melawan para
raksaksa dari kerajaan Alengka. Cerita Ramayana masih tampak terbaca jelas,
sehingga relief itu benar-benar mampu menunjukan serangkaian peristiwa seperti
yang digambarkan dalam lakon pewayangan Jawa.
Secara
figuratif tokoh yang digambarkan pada candi penataran tampak menunjukan figur
manusia, natural. Aspek dekoratifnya tidak terlalu dominan, karena lebih fokus
untuk menunjukan penghayatan dan tafsir dari karakteristik tokoh-tokohnya.
Kelengkapan senjata yang dibawa Hanoman, seperti pedang dan gada besi. Benar-benar memberikan
gambaran tokoh ini memiliki ketrampilan berperang tingkat tinggi.
Peneliti
mengunjungi candi Prambanan, candi ini memahatkan relief tokoh Hanoman dalam
visualisasi lakon Ramayana di dua candi, yaitu candi Brahma dan Siwa, candi
yang berjajar menghadap ke timur itu menceritakan dua adegan yang berseri.
Relief
di candi Brahma menceritakan perjalanan Rama dan Sinta di hutan Dandaka, Sinta
di culik Rahwana, hingga pasukan kera yang akan menyebrang untuk menyerang
kerajaan Alengka. Kemudian dilanjutkan adegan di Candi Brahma hingga berakhir
mengalahkan Rahwana
Ramayana
di Jawa Timur dimungkinkan terkait dengan relief yang terdapat di Candi
Penataran ini. Pada Relief Candi
Penataran dapat disimak profil-profil tokoh-tokoh pada lakon Ramayana yang
memiliki kemiripan dengan bentuk wayang kulit yan berkembang di Bali.
Tokoh
Hanoman menjadi sangat dominan digambarkan pada Candi Siwa. Hal ini menunjukan,
bahwa Hanoman sebagai putra Dewa Siwa. Bahkan terdapat banyak nama untuk
mengagungkan tokoh yang memiliki banyak keunggulan.
Anjaniputra
(karena putra Dewi Anjani), Bayudara (Putra Bhatara Bayu), Bayusiwi atau
Guruputra (Putra Bhatara Guru), Yudawisma (Panglima perang), Haruta (bagaikan
angin, salah satu kera yang dapat terbang), Maruti, Palwagaseta (kera putih
yang suci), Prabancana, Ramandayapati (Putra angkar Sri Rama), Senggana
(Panglima handal), Suwiyuswa (Panjang usia), dan yang terakhir adalah Sigma Mayangkara
(Roh suci, gelar setelah menjadi bangsawan di Padepokan Kendalisada) (Nanda,
MH.2013:37-38).
Kegiatan observasi berlanjut ke Grand Palace Bangkok Thailand, di dalam istana kuno itu juga ada
bagian khusus yang mempunyai mural yang menggambarkan tokoh kera, tokoh ini ada
yang digambarkan. Memang istana kuno ini tidak semua didominasi gambar atau
cerita tentang Hanoman, namun tokoh Hanoman menjadi tampak khusus. Namun
gambarannya lebih bersifat dekoratif, banyak pernak-pernik ornamentis yang
ditonjolkan.
Ketika
peneliti menyaksikan pertunjukan di teater Sala
Chalermkrung Royal Theatre di kota Bangkok Thailand. Lakon yang ditampilkan
pada umumnya lakon Ramayana yang dikenal dengan sebutan Ramakeien. Tokoh yang
ditonjolkan dalam dramatari itu adalah tokoh Hanoman yang memiliki berbagai
dinamika kisah asmara dengan putri ikan, atau wanita-wanita mistis dalam teater
tradisional khon. Bahkan ketika mengunjungi Wat
Arun, candi itu didominasi oleh figur-figur tokoh Hanoman secara
spektakuler.
Hanoman
tidak digambarkan secara naratif dalam rangkaian sebuah episode cerita, namun
diekspresikan dalam bentuk figur yang berjajar dari lantai dasar hingga ke
puncak. Tokoh kera putih ini memberikan kesan yang sangat monumental di
belantika seni Hindu di Asia Tenggara.
Reporter : Harda Gumelar
Editor : Muhammad Affaf Hasiymi
Posting Komentar untuk "Menelusuri Karakteristik Tokoh Hanoman di Indonesia dan Thailand"