Damariotimes. Sumber yang menyebutkan keberadaan candi Jago di Tumpang Malang ada dua kitab, yaitu Negarakertagama tulisan empu Prapanca, dan Pararaton (anonym). Sebutan dalam sumber tertulis tersebut, bahwa Candi Jago adalah dituliskan dengan sebutan Jajaghu. Pengertiannya adalah Keagungan.
Candi Jago di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang |
Candi Jago yang terdapata di
Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang merupakan candi perabuan, yaitu tempat untuk
menyimpan abu kremasi raja Wisnuwardhana. Candi ini disebutkan dalam Kitab Negarakertagama.
Sebagai candi perabuan raja Wisnuwardhana, maka tidak mengherankan, bahwa candi
ini sangat pupuler, karena para pejabat dan para pangeran dari Kerajaan
Majapahit tentu seringkali menziarahnya. Raja Wisnuwardhana juga diberitakan
sebagai penganut agama Budha Syiwa, yaitu satu aliran kepercayaan yang sangat
populer pada masa kerajaan di Jawa Timur.
Candi
yang kini sudah tidak utuh lagi, atau tinggal puing-puing. Kerusakan yang parah
utamanya pada bagian atap candi. Sehingga kini yang masih dapat dilihat adalah
relief di badan candi. Walaupun ada yang tidak utuh, namun relief di candi Jago
masih tampak dapat dipelajari panel per panel. Hal ini tentunya sangat berharga
untuk kepentingan penelitian.
Candi Jago ini dikabarkan
beberapa kali di kunjungi oleh Raja Hayam Wuruk. Karena yang diperabukan
di candi tersebut adalah salah satu leluhur dari raja-raja Majapahit. Kisah
persiarahan raja Hayam Wuruk dituliskan dalam berita di Negarakertagama.
Apabila
diperhatikan, bahwa arsitektur candi Jago berukuran 23, 71 meter dan lebarnya
14 meter, serta tinggi bangunannya 9, 97 meter. Bagian atap candi sudah tidak
dapat dikenali, karena sudah hilang. Namun jika diperhatikan, bahwa atap candi
memiliki desain seperti stupa, dan dikelilingi badan candi yang bertatahkan
cerita pewayangan dan juga cerita binatang. Sangat menarik dan penuh dengan
petuah serta nilai pendidikan. Cerita binatang ini sangat khas pada candi Jago,
dan tidak seperti pada candi-candi yang lain banyak yang bersumber pada cerita
wayang.
Selain
cerita bitatang, di badan candi Jago juga ada cerita tentang Kresnayana, relief
ini terletak di teras ketiga dan
menceritakan tentang pernikahan Raja Wisnuwardhana dengan Naraya Waningyun.
Sementara di bagian timur laut, terdapat pahatan cerita Kunjarakarna, yaitu
cerita tentang raksasa (kunjarakarna) yang bertapa di gunung Semeru yang
berharap mengalami reinkarnasi menjadi manusia dengan tampan yang rupawan.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Candi Jago di Tumpang Malang Tinggal Puing-Ping"