DAMARIOTIMES - Seorang peneliti dari Thailand yang berkunjung ke Padepokan Seni Mangundarmo Tumpang pada tahun 2019. Setelah beberapa jam berbincang-bincang dengan pimpinan Padepokan Seni Mangundharmo; Moch Soleh Adi Pramono. Ternyata peneliti dari Thailand tersebut tertarik tentang kisah Raden Arjuna di Candi Jago.
Peneliti Thailand Mengunjungi Candi Jago (Foto Ist.) |
Letak
Padepokan ke Candi Jago tentunya tidak terlalu jauh. Jalan ke utara, melalui
beberapa jalan beraspal, dan belok kiri. Sudah tampak gapura pintu candi bagian
atas. Waktu itu sudah hampir sore, bersyukur juru kunci yang rumahnya masuk ke
dalam kampung bersedia membukakan. Beberapa jam di tempat itu, secara seksama
mengamati relief-relief yang mengelilinggi badan candi.
Jejak
Raden Arjuna dapat diperhatikan dari kisah Arjuna Wiwaha pada badan candi. Pada
pahatan dinding teras ke dua terdapat
relief yang menggambarkan kisah Parthayajna dan Arjuna Wiwaha. Dari dua relief
tersebut dapat dipahami adanya cerita tentang kekalahan Pandawa di arena meja
judi di Hartina Pura. Akibat kekalahan tersebut, dampaknya sangat fatal, yaitu
negara Amarta harus diserahkan kepihak Kurawa, bahkan Para Pandawa harus
mengalami pengasingan selama 12 tahun di hutan belanta, dan tidak boleh bertemu
orang.
Peneliti dari Thailand (baju putih) berbincang-bincang di Padepokan Seni Mangundharmo (Foto Ist.) |
Pada
waktu kondisi yang sangat menyedihkan tersebut, sang Arjuna meninggalkan
saudara-saudaranya untuk pergi bertapa. Ini merupakan suatu cara untuk
mengembalikan kewibawaan Pandawa, walhasil Dewa Siwa simpati dan mengabulkan
permohonan Arjuna. Namun segala sesuatunya harus ada syaratnya. Dewa Siwa
memberikan panah Pasopati, namun Arjuna harus mampu membinaskan seorang raksasa
yang sedang merucak kedamaian Khayangan, yaitu Prabu Niwatakawaca.
Kesungguhpan
Arjuna, raksasa yang ingin melamar Dewi Supraba itu dapat dikalahkan. Atas
kerja keras Arjuna, Dewa Siwa menganugrahkan panah Pasupati yang dapat
digunakan untuk senjata pada perang Baratayuda. Bahkan Arjuna juga mendapatkan
istri baru, yaitu bidadari Dewi Supraba.
Relief
di Candi Jago tersebut memang sangat luar biasa, hanya saja kondisi yang tidak
dapat direnovasi secara keseluruhan itu ada beberapa bagian yang tidak dapat
dipelajari. Hal ini tentunya sangat disayangkan. Mengingat lakon Arjuna wiwaha
yang seringkali ditampilan pada Wayang Kulit juga sudah tidak mendapatkan
perhatian dari generasi muda, sementara untuk tujuan penelitian juga mengalami
kondisi yang tidak dapat seutuhnya dapat digunakan.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Peneliti dari Thailand mencari jejak Arjuna di Candi Jago"