Tari putri merupakan penggambaran dari gagasan idial pemahaman masyarakat pendukungnnya, seperti halnya tari Beskalan Putri. Tari yang berasal dari Malang Jawa Timur ini berasal dari tradisi ritual para petani. Tradisi agraris yang tumbuh dan berkembang di daerah lereng pegunungan Kawi, Bromo-Semeru, dan Arjuna. Daerah pertanian subur di lembah pergunungan itu melahirkan ekspresi gerak dari idial dari gambaran seorang wanita.
Gerak Singget Puketan (Foto ist.) |
Gerak Langkah
setapak demi setapai, yang di berikan tekanan bunyi gongseng (genta
kecil) yang bergemerincing. Suasana ritmik tersebut merupakan sebuah aksentuasi
dari suasana lengang dari kesunyian lembah perbukitan. Rasa tentram dan tenang,
bagaikan doa yang dilantunkan secara berulang-ulang. Gongseng merupakan
genta ritmik yang mengungkapkan kesakralan, karena setiap Langkah diberikan
tekanan awal dan akhir sebuah rangkaian gerak yang diakhiri tepat pada jatuhnya
bunyi gong.
Kaki yang
terbungkus kasut (kaus kaki) menunjukan suatu makna pemisahan antara tubuh yang
melambangkan entitas bagian atas, dan bumi atau tanah sebagai bagian bawah.
Sehingga kesakralan tarian ini benar-benar ditunjukan pada unsur pemisahan
antara langit dan bumi. Sehingga kasut yang membungkus kaki penari meruapakan
lambang udara atau atmosfir yang menjadi trasmisi doa yang dilantukan oleh para
petani di bumi untuk menjangkau langit, mengetuk dengan rasa hormat untuk memberikan
puja syukur berulang-ulang.
Langkah kaki, gongseng
dan kaus kaki (kasut) telah menjadi bagian yang memjadi kesatuan doa buntuk
ucapan rasa syukur. Sehingga dalam kehidupan petani selalu dilimpahkan berkah
kesuburan, baik secara lahir dan batin.
Gerak tangan yang
direntangkan ke kiri atau kekanan, diputar melawan putaran jarum jam pada gerak
kebyok, dan selaras dengan putaran jarum jam pada gerak kebyak.
Awal sebuah doa dilantukan dengan merapatkan kaki untuk mendapakan ekspresi
ritmik dan gerakan kebyok dan kebyak di awal penampilan merupakan
sebuah perjalanan.
Gerakan pada singget yang menggunakan kebyak
dan kebyok, atau singget puketan; memutar dua pergelangan tangan
kiri dan kanan di depan pusar, merupakan suatu subtansi berpusat dan menuju
pusat. Dunia tetap berputar bagaikan roda yang sekali di atas dan sekali di
bawah, ini merupakan sebuah realitas nasib dari semua orang, bahkan gerak bumi
langit; menggerakan kedua tangan secara bersama-sama ke atas dan ke bawah,
juga menegaskan pola gerak yang sebelumnya, yaitu konsistensi bahwa bumi dan
manusia memiliki esensi yang sama.
Perjalanan seorang untuk mengikuti perasaannya yang
terus menerus selalu didorong oleh nafsu yang berlawanan. Tindakan untuk
menguasai, menentang, dan melawan kodrat, dan juga rasa syukur, kebaktian, dan welas
asih (kasih sayang) selalu dalam lingkaran yang terus menerus
berulang-ulang dan saling menentang untuk kepertahakan dan ditolak. Hal ini
yang tergambar pada gerak singget puketan dan ulap-ulap bumi langit.
Simbolisasi langkah
dan gerakan tangan tari Beskalan Putri dimaksudkan sebagai doa rasa syukur dan
pengharapan yang dilantukan oleh laki-laki dalam eksistensi wanita, maka wanita
itu merupakan doa dari laki-laki untuk mengharapkan kesejahtraan hidup yang
tentram, damai, serta penuh kebahagiaan.
Posting Komentar untuk "SIMBOLISASI LANGKAH DAN RANGKAIAN GERAK TARI BESKALAN PUTRI MALANG"