DAMARIOTIMES - Tradisi nduwe gawe ( Pesta hajatan ) dalam masyarakat Jawa merupakan tradisi yang populer, dan hingga saat ini tetap mengakar dalam kehidupan masyarakat Jawa. Hal ini karena di dalamnya terkandung nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, kegotong-royongan dalam kehidupan bermasyarakat.
Laki-laki bertugas untuk menyiapkan jenang (Foto Ist.) |
Hadi Santoso Turharji menyambut
gembira kedatangan Damaritimes.
Bahkan tampak terlihat perangkat desa Turus yang paling sibuk. Berbagai hal dan persiapan hajatan ini di jelaskan panjang lebar. Mulai dari persiapan hingga rencana pelaksanaannya pada hari Minggu dan Senin, tanggal 6-7 Februari 2022.
Para biyodo (wanita yang terlibat menyiapkan hidangan) santan kelapa untuk jenang (Foto Ist.) |
Damaritimes
juga semakin penasaran dan bertanya; apa saja yang perlu
di persiapkan, suaminya Turharji memberikan
penjelasan secara matematis, nduwe Gawe ( punya
hajat) di desa tidak seperti di kota, di desa tidak ada event organizer (EO). Jadi yang punya hajat itu sendiri yang merencanakan dan melaksanakan serta
mengendalikan proses dari awal hingga akhir.
Proses dan
persiapan sudah dimulai pada hari Kamis 27 Januari 2022; kami sudah mengumpulkan Biyada
Sinoman (pembantu laki-laki
dan wanita) sebanyak 60 orang. Hal ini sudah menjadi
tradisi di desa, bahwa Nduwe Gawe (punya hajat). Tujuan
utamanya adalah ngumpulno dulur (mengumpulkan sanak saudara), pada hari Kamis itu sudah diawali dengan macaki
klopo ( mengelupas kelapa) dibuat santan sebagai bahan jenang, dan hari ini njenang ( membuat Jenang merah/dodol). Membuat Jenang sifatnya wajib untuk orang
yang menyelenggarakan hajatan.
Damariotimes ingin tahu secara rinci, apa saja yang di
persiapkan untuk hajatan itu. Cucunya Mbah Miseno ini menuturkan, sebagai berikut:
Pertama yang harus dilakukan :
- Mengumpulkan Biyada Sinoman (Mengumpulkan Biyada Sinoman tujuan utama untuk membagi tugas.)
- Membuat gandok (terop)
- Njenang
- Menyebar ulem ulem (membagi undangan).
- Mbeleh Sapi ( memotong lembu )
- Nonjok (mengantar makanan kepada sanak-saudara )
- Hari H pelaksanaan semua biyada sinoman bekerja serentak sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Damariotimes selama di rumah Hadi Santoso Turharji; cucunya Mbah Misno
seorang guru spiritual Jawa ini
sungguh sangat senang. Bahkan dapat melihat secara dekat biyada sinoman yang sedang ngudek Jenang
(mengerjakan pembuatan jenang yang terbuat dari beras ketan santan dan gula merah). Kesibukan para biyada
sinoman yang sedang bekerja dengan penuh tanggung jawab dilandasi rasa
kekerabatan dan persaudaraan yang ikhlas, dan juga dilakukan dengan sepenuh hati. Mereka bekerja sambil bergembira maka rasa lelah hilang yang ada hanya
senang dan senang.
Editor : Harda Gumelar
Artikel ini memberi informasi yang menarik tentang tradisi yang ada di masyarakat Jawa
BalasHapus