(Sumber: maxpixel.com) |
DAMARIOTIMES
- Tik Tok sebagai media sosial yang semakin menguat sejak peluncurannya di
tahun 2016. Pada awalnya orang masih belum familiar, karena dominasi Instagram,
facebook, dan twitter. Ternyata aplikasi berbasis video ini lambat laun mampu
mengikat para penggunanya, bahkan jari-jari menggeser layar smartphone yang
tidak mampu dicegah untuk diam.
Video
tik tok yang relatif sangat singkat membuat orang akan cepat melupakan, dan
terdorong untuk mencari pilihan lain yang memungkinkan ada sesuatu yang lebih
aneh, lebih seru, dan lebih menghibur.
Penggunanya
sangat menikmati, baik yang aktif membuat konten atau mereka sebagai penikmat.
Karena kemudahan untuk mengakses, membuat video, dan mencari kemungkinan untuk
melakukan sesuatu agar membuat identitas seseorang menjadi populer.
Kecanduan
tik tok ini dimungkinkan lebih banyak menyerang para wanita yang hampir lebih
dari 70% mereka yang aktif menggunakan smartphone, utamanya mereka yang berusia
mulai dari 13 – 45 tahun. Mereka juga menjadi merupakan aktivis pembuat konten
yang umumnya memamerkan identitasnya, hingga sebagai ambassador dari produk
busana, kosmestik, dan kuliner.
Laki-laki
yang aktif sebagai pengguna tik tok memang tampak lebih sedikit, tapi sebagai
aktivis pembuat konten tampak lebih banyak. Varian konten yang mereka produksi
mulai dari identitas diri hingga politik. Karena tik tok ini merupakan media
yang progresif dalam menyampaikan tekanan sosial berbau provokasi, sehingga
perang di media tik tok merupakan salah satu arena yang tampaknya lebih seru.
Karena serangan yang keras lebih cepat mendapatkan reaksi.
Bagi
mereka yang memiliki pemikiran yang konstruktif dan pragmatis, bahkan
materialis tampak menghindari tik tok. Karena pertimbangan untung rugi dalam
aspek waktu, dan juga manfaat. Namun bagi mereka yang melankolis, fashionable,
sosialitas akan banyak memanfaatkan tik tok sebagai media berekspresi.
Memang
belum ada penelitian serius dampak dari pengguna tik tok, baik aspek psikologis
atau dari sisi sosial. Sungguhun hal ini tentunya sangat membeikan dampak yang
kurang positif, hal tersebut bukan karena jenis medianya. Namun durasi
penggunaan dan konten yang terus diakses. Hal ini sangat mempengaruhi kondisi
dari penggunanya. Oleh karena itu, pengguna di bawah usia 13 tahun tentunya
akan sangat berpengaruh. Karena konten yang dapat mereka cerna tidak seimbang
dengan perkembangan kemapuan logika yang sedang tumbuh.
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk " Tik Tok dan Kecendrungan Kecanduan Bagi Pengaksesnya"