Sirkuit Mandalika (Instagram/ITDC) |
Putri Mandalika
Pada
zaman dahulu kala, dicertiakan ada kerajaan Tunjung Bitu di daerah Lombok yang
diperintah oleh seorang raja bergelar
Tonjong Beru. Sang Raja yang bijaksana itu mempunyai permainsuri bernama
Dewi Saranting. Tidak berapa lama, raja
Tonjong Beru dikaruniai seorang putri yang cantik bernama Putri Mandalika.
Legende
putri Mandalika itu yang kini diabadikan menjadi nama sebuah sirkuit yang
bertarap internasional. Legend ini sangat terkenal dan menjadi kebanggaan
masyarakat di Lombok, mengingat kisah putri Mandalika benar-benar menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat. Utamanya pada perayaan adat yang disebut
‘nyale’.
Asal
mula perayaan nyale ini bermula dari keputusan putri Mandalika yang
bermaksud mendamaikan semua pangeran yang ingin melamarkanya. Jika salah satu
dari pangeran di pilih, sudah barang tentu akan terjadi pertikaian. Sehingga
akhirnya akan menjadi malapetaka dari kerajaan Tunjung Bitu yang sudah dirintis
oleh ayahandanya sebagai kerajaan yang aman.
Keputusan
Putri Mandalika disebutkan pada tanggal ke20 bulan 10 penanggalan masyarakat
suku Sasak. Putri Mandalika mengundang seluruh pangeran yang berminat
melamarnya untuk datang di pantai Kuta Lombok, atau pantai Seger pada dini hari
sebelum Azan Subuh.
Setelah
semua pangeran berkumpul, putri Mandalika mengemukakan semua yang dirasakan. Intinya
dia tidak ingin terjadi pertumbahan darah atau peperangan, namun semua harus
dapat mewudukan ikatan persaudaraan. Pesan itu benar-benar dirasakan, dan
direnungi oleh para pangeran. Setelah selesai memberikan pesan, putri Mandalika
menyeburkan diri ke dalam lautan. Semuanya berteriak dan tak mampu mencegah.
Bumi bergetar, hujan gerimis seketika membasahi pantai, petir
bersambar-sambaran. Gelombang juga bergejolak. Setelah semuanya reda, kondisi
kembali seperti semula. Para pangeran dan masyarakat seraya menyebur ke laut
untuk mencari putri yang mereka cintai. Ternyata tidak dapat ditemukan.
Pencarian
mereka kemudian dikejutkan dengan adanya binatang laut yang berbentuk seperti
cacing berwarna-warni, muncul di berbagai celah-cela batu yang terbawa oleh air
gelombang laut. Jumlahnya sangat banyak. Cacing laut yang datang itu kemudian
dikenal dengan sebutan ‘nyale’. Binatang ini dapat dikonsumsi, rasanya sangat
lezat, dan dapat pula ditaburkan di lahan pertanian yang menjadikan tanah
menjadi subur.
Inti
legende putri Mandalika yang diabdikan menjadi nama sirkuit intenasional ini
juga merupakan perujudan semangat spiritual masyarakat suku Sasak untuk
Indonesia dan Dunia. Adanya sirkuit bertarap internasional ini adalah untuk
perdamaian, persahabatan, dan kesatuan yang mampu meniadakan perselisihan dan
ancaman perpecahan.
Editor. : Marsam Hidayat
Posting Komentar untuk "Tahukan Asal Usul ‘Sirkuit Mandalika’ di Lombok Nusa Tenggara Barat"