Pada
cinta yang ku jinjing
Di
lembayung langit sepi
Aku
berdebar dengan deru desing pluru
Sementara
wajahmu dilukis dengan darahku
Bilik-bilik
arteri menyayat rasaku lagi
Bibirku
gemetar untuk menolak
Tapi
kau lucuti untuk tak bertolak
Padamu
puan
kau
hujani glanggang rasa
Sementara
aku tak punya tongkat Musa
Lalu
untuk jatuh pada pelukanmu
Hingga
tewas di jantungmu
Aku
pasrahkan tubuhku
Dengan
Air Ibu
Ada goresan
terakhir di lapang itu
Setelah
nafasku kau ambil
Tubuh
ini adalah rumahmu yang kedap akan bencana_
Jangan
bertolak
biarkan
aku mendekapmu
dari
panah pasukan Firaun
Aku
ingin kau pasrah di sini.
Batu, 08 Nopember
2021
Muhammad Sirojul Munir
Muhammad Sirojul Munir
Posting Komentar untuk "Rumah Mu "