Orang Jawa lekat dengan unggah-ungguh dalam berkomunkasi (foto ist.) |
DAMARIOTIMES - Jawa,
budaya Jawa dan jagad Jawa, suka dan tidak suka telah diakui menjadi medan
kajian para pakar dalam negeri maupun mancanegara. Studi tentang Jawa agaknya
tidak akan pernah selesai untuk dilakukan. Budaya Jawa selalu memiliki “magis”
yang membuat para peneliti dalam dan luar negeri melakukan beberapa riset dan
penelitian tentang Jawa, baik dari segi budaya, agama, masyarakat, mitologi,
maupun bahasanya. Dalam dimensi kesejarahan banyak sekali kakawin, susatra, dan
naskah-naskah yang
memiliki kandungan nilai, di samping tradisi lisan yang masih ada. Kekayaan
sastra dan budaya Jawa antara lain dapat dijumpai pada; aksara Jawa, babad,
riwayat, carita gancaran, carita cekak, carita ginurit, saloka, esei,
naskah-naskah, manuskrip, primbon, wejangan, wedharan, pitutur, pepali, suluk,
kidungan, tembang dan lain-lainnya. Alasan lain yang banyak mendasarkan penelitian tentang
Bahasa dan Budaya Jawa adalah tingginya muatan nilai karakter yang terdapat
dalam budaya tersebut.
Membentuk karakter
merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak akan tumbuh menjadi
pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh di lingkungan yang berkarakter pula.
Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa berkembang optimal.
Ada tiga pihak yang dinyatakan penting, yakni keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Dalam pembentukan
karakter, ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak
mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu
memberikan prioritas hal-hal
yang baik. Kedua, mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci
perbuatan buruk. Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa
melakukannya.
“Fungsi pokok
pembelajaran bahasa Jawa dalam pendidikan karakter adalah sebagai alat
komunikasi, edukasi, dan kultural.”
“Bahasa sebagai alat
komunikasi diarahkan agar siswa dapat berbahasa Jawa dengan baik dan benar,
mengandung nilai hormat dan sopan santun. Bahasa sebagai alat edukasi adalah
pendidikan nilai-nilai local Jawa melalui khasanah bahasa dan Sastra Jawa.”
“Selanjutnya, bahasa
memenuhi fungsi cultural untuk menggali kembali nilai-nilai budaya Jawa sebagai
upaya untuk membangun identitas bangsa.”
Di atas merupakan pendapat dari
seorang dosen Pendidikan Bahasa Jawa, yaitu Drs. Sutrisna Wibawa. Beliau
menerakan bahwa Pembelajaran bahasa Jawa itu dekat dan lekat terhadap
pendidikan karakter. Beliau juga menekankan posisi penting pembelajaran bahasa
Jawa sebagai identitas seorang yang mengaku dirinya sebagai orang Jawa.
Tinggi rendahnya
peradaban sebuah bangsa seyogyanya
dapat dilihat dari seberapa jauh masing-masing warganya bertindak sesuai dengan
aturan norma dan etika yang telah disepakati bersama. Sementara itu
masing-masing unsure bangsa (etnis), memiliki sub budaya bangsa yang berkembang
di tengah-tengah
kehidupan mereka. Bagi masyarakat Jawa etika kerap disebut dengan istilah
pepali, unggah-ungguh,
suba sita, tata karma, tata susila, sopan santun, budi pekerti, wulang wuruk,
pranatan, pituduh, pitutur, wejangan, wulangan, wursita, wewarah, wedharan,
duga prayoga, wewaler, dan pitungkas. Orang Jawa dipandang berhasil hidupnya dalam
bermasyarakat bila dapat empan papan, kalau dapat menempatkan diri dalam hal
unggah-ungguhing basa, kasar alusing rasa, dan jugar genturing tapa.
Yang unik dari kultur
Jawa adalah semua aturan main yang mengandung norma dan etika tersebut
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, melalui proses pembudayaan
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat secara terus menerus, dengan berbagai
cara.
Dengan
pelestarian bahasa Jawa lewat pembelajaran Bahasa dan Budaya Jawa yang dapat
dibangun lewat pembiasaan penggunaannya dalam berkomunikasi sehari-hari. Secara
tidak sadar kita juga telah mewarisi karakter-karakter baik orang Jawa. Karena
bahasa adalah pintu masuknya pendidikan karakter ideal abgi orang Jawa yang
dimana dalam bahasa Jawa memuat sopan santun, etika dan estetika. Lewat
kontinuitas tersebut semoga karakter yang baik juga dapat terbangun. Mari
Berbahasa Jawa!
Aisyah Aulia, Razana Katya, Adelina Zulfa, Rosi Permata, Yohana Maria, Marshanda Audi
Posting Komentar untuk "Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa dan Budaya Jawa"