Ilustrasi belanja online(shutterstock) |
Hari tanpa belanja pertama kali
digagas oleh Ted Deve, seorang seniman yang berasal dari Vancouver, Kanada. Gagasan seniman itu dipromosikan oleh sebuah
majalah bernama Adbuster Kanada pada tahun 1992.
Tujuan memperingati hari tanpa
belanja ini adalah untuk melawan budaya hedonism atau kebiasaan orang-orang
kaya membeli produk atau barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Sehingga
belanja untuk menunjukan kebutuhan prestis dan ketidak sadarannya membeli
berbagai barang yang mewah. Hal ini benar-benar merupakan suatu momentum yang
bersifat humanism, karena ada dorongan untuk bersama-sama mengingatkan ‘bahayanya
konsumerisme’ pada pulbik serta menghimbau orang agar berpartisipasi untuk
tidak membeli barang yang tanpa dilandasi kebutuhan.
Ide itu menganjurkan bagi orang
seluruh dunia untuk menahan tidak ‘belanja’ barang yang tidak mereka butuhkan
selama 1 hari. Ini merupakan suatu ritual yang dapat dilakukan oleh orang-orang
kaya untuk menyadari dan mampu merefleksikan diri.
Peringatan hari tanpa belanja untuk
di Indonesia disepakati pada hari Sabtu pada minggu terakhir bulan November.
Untuk tahun ini jatuh pada tanggal 26 Novermber 2021. Penetapan ini dilandasi,
bahwa hari sabtu itu merupakan waktu yang digunakan untuk belanja.
Memang hari tanpa belanja ini tidak
memberikan tampak tidak memberikan dampak langsung, namun jika hari tanpa
belanja ini memang dapat direfleksikan dan dihayati esensi spiritual maka
dimungkinkan akan dapat mengendalikan budaya komsumerisme bagi masyarakat,
karena budaya ini ditengarai sudah menjangkiti generasi muda. Mereka tanpa
memikirkan masa depan dan kebutuhan yang benar-benar menjadi prioritas. Bahkan
dapat menjadi orang mudah untuk menggunakan kartu kredit, dan atau meminjam
uang berbunga tanpa memperhitungkan akibatnya.
Editor : Robby Hidajat
Posting Komentar untuk "Bisakah Anda Menahannya, Tgl 26 Nopember Adalah Hari Tanpa Belanja"