Ilustrasi dari berbagai sumber |
Para
orang tua sebenarnya telah menyadari, bahwa perilaku anak-anaknya mulai berubah
dengan adanya handphone. Banyak aspek sosial yang mulai mengalami
pengikisan, termasuk penyimpangan perilaku sehari-hari. Anak-anak lebih susah
ketinggalan handphone dari pada ketinggalan bekal, sungguhpun disetiap
sekolah melarang siswa membawa handphone masuk ke dalam kelas. Namun
selepas sekolah, benda itu tidak pernah lepas dari tangan anak-anak.
Sudah
selayaknya, orang tua mulai melakukan edukasi pada anak-anak untuk menggunakan handphone
secara bijak. Memang banyak diantara mereka yang pesimis, karena belum
menemukan cara yang tepat untuk dapat mencegah anak-anak menggunakan handphone
yang memberikan manfaat bagi mereka.
Langkah-langkah
mengurangi ketergantungan penggunaan handphone pada anak-anak
dikarenakan terjadinya ‘kecanduan’. Mereka menjadi tidak dapat melepaskan dari handphone
karena ada media online yang menarik, termasuk game. Game dalam
pengertian yang lebih luas memang bagus untuk mengasah otak, karena proses
interaksi dan berpikir. Namun game online yang dari tingkat yang
sederhana hingga yang kompleks dapat membuat anak-anak lupa waktu. Sehingga
anak-anak lebih betah mengurung diri di kamar dari pada bersosialisasi. Bahkan
tidak jarang anak-anak yang menggunakan handphone menjadi abai ketika
orang tua mereka memanggil, yang disebut Phubbing.
Jika
anak menjadi susah tidur, perlu untuk diwaspadai. Dimungkinkan anak-anak asik
bermain handphone ketika akan tidur. Tidur terlalu larut malam
mengakibatkan terjadi ganggunan tidur, sehingga otak menjadi capai dan tidak
dapat istirahat, sehingga mengalami susah tidur; insomnia. Batasi
menggunakan handphone kurang lebih 1 jam sebelum tidur, dan letakan handphone
jauh-jauh dari tempat tidur. Bahkan perlu untuk mematikannya pada jam
istirahat.
Gunakan
handphone dengan posisi muka tidak terlalu menunduk dan terfokus,
sehingga perhatian anak-anak hanya pada handphone. Terutama menggunakan handphone
sambil jalan, jika ingin membalas whatsapp dimungkinkan untuk berhenti
atau lebih bagus mencari tempat duduk, sehingga konsentrasi lebih fokus. Jika
tidak, maka jarak sosial anak-anak dengan keluarga dan teman menjadi renggang.
Mereka lebih asik dengan handphone dari pada teman-teman atau keluarga.
Banyak
dari anak-anak yang cendrung secara terus menerus ingin mengabadikan ‘momen’
untuk dishare pada orang lain. Sehingga momen yang sedang berlangsung
menjadi terabaikan, tidak dapat dinikmati secara sosial. Oleh karena itu,
anak-anak membutuhkan waktu tertentu untuk dilibatkan pada momen keluarga atau
dalam pergaulan tanpa mereka merasa teropsesi untuk mengabadikan momen yang
sedang terjadi.
Anak-anak
perlu dimotivasi untuk membrowsing berita, pengetahuan, atau bacaan-bacaan yang
diperlukan mampu menambah wawasan dari pada update status. Maka lebih
baik mengenalkan koran online agar terlatih untuk membaca, dan bukan
menghibur diri dengan berbagai hal yang hanya menyenangkan dalam waktu sesaat.
Tapi kemudian apa yang mereka lihat tidak memberikan manfaat.
Apapun
yang sudah tersampaikan ini merupakan upaya, tentunya para orang tua akan
senang mempertimbangkan untuk masa depan anak-anak. Karena kehidupan anak-anak millennial
dimasa yang akan datatang memang benar-benar tidak dapat dipisahkan dari
handphone.
Editor : Robby Hidajat
Posting Komentar untuk "Ajarkan Anak-Anak Menggunakan Handphone Secara Bijak"