Unyil yang juga seringkali tampil sebagai MC Campursari pada pagelaran wayang kulit (Foto Ist.) |
Muhammad
Soleh adalah putra Pak Waseso dengan Mbok Mastikah. Selama ini dikenal sebagai ‘pendekar’ di
lingkungan kelompok pencak silat. Sungguhpun tidak terlalu menonjol, karena
tubuhnya tidak tampak sebagai atlit beladiri. Sehingga dilingkungan komunitas
pencak silat itu lebih sebagai penggembira, utamanya pada penampilan atraksi.
Bukan sebagai pendekar yang memperagakan gerakan Kembangan, namun sebagai tukang
nembang (penyayi) yang nembang Jawa. Semua teman-teman pendekar pencak silat
mengakui kalau Muhammad Soleh memang punya suara yang merdu.
Muhammad
Soleh mengaku, pertamakali punya niat jadi pelawak itu ketika pada suatu malam
bermimpi didatangi Cak Buari. Cak Buari merupakan salah satu pelawak Ludruk Armada yang
cukup terkenal di Malang. Sejak saat itu,
kegiatannya di lingkungan komunitas pencak silat mulai dikurangi, dan mulai
ikut perkumpulan ludruk.
Pada
suatu
ketika ada acara di kampungnya, sudah siap menyajikan
atraksi campursari untuk meramaikan acara. Entah
sepeti apa ceritanya, MC ternyata tidak dapat
datang. Beberapa panitia mendorong Muhammad Soleh untuk mencoba
jadi MCMuhammad Soleh pelawak ludruk yang dikenal dengan julukan Uyil (Foto Ist.)
Sebenarnya
nyalinya sangat kecil, namun tidak ada alasan untuk menolah. Ketika Muhammad
Soleh tampil memegang maicropun, secara spontan membuat penonton tertawa, mulai
saat itu dia belajar menjadi MC. Setiap Muhammad Soleh menjadi MC
selalu ditertawakan penonton, katanya mbanyol (lucu), bahkan beberapa penonton tidak dapat menahan
tawa, terpingkal pingkal, malah ada penonton yang nyeletuk, oh pancen dagelan Unyil.
Tahun 1998. Muhammad Soleh yang bertekat untuk ikut perkumpulan
ludruk. Perannya hanya sebagai figuran, utamanya sebagai tukang
Gontok, karena mampu beladiri. Sungguhpun demikian
karakteristiknya yang lucu, penampilan yang seringkali mengundang ketegangan
itu juga tetap terasa lucu.
Bagaikan
menyelam sambil minum air, Unyil yang masih
dipercaya sebagai wayang Kepruk. Namun tidak patah semangat, Unyil mempelajari berbagai karakter
pemain, utamanya tampilan para pelawak yang dianggap
lucu. Proses nyebeng
inilah menemukan Panggung yang pas sebagai
pelawak.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Soleh Unyil Kutuloncat dari Komunitas Pencak Silat ke Panggung Ludruk, jadi Pelawak"