Pak Rofik yang sedang menggoreng Cakwe. (Foto Ist.) |
DAMARIOTIMES - Bagi masyarakat Kota Malang tentu tidak asing jajanan lengendaris roti Goreng, yang akhir akhir ini dipopulerkan dengan sebutan odading. Jajanan roti goreng ini biasanya selalu berdampingan dengan cakwe. Jajanan yang rasanya gurih, dan seringkali digunakan untuk isian bubur ayam atau memang dimakan dengan saus.
Jajanan
tradisional ini memang populer di Kota Malang, ketika tahun 1970-an pengusaha
roti goreng, cakwe, dan weci ayam (ote-ote) ada di jl. Pasar Besar.
Pengusahanya ada dua yang warungnya berseberangan. Tapi setelah tahun 1980-an,
kedua pengusaha roti goreng tersebut tutup. Sekarang penjualnya tidak lagi
tampak yang berskala besar, namun kecil-kecil dan tersebar diberbagai tempat.
Salah satu penjual roti goreng yang tergolong lama adalah ‘roti goreng Yos
Sudarso’ yang kini membuka warungnya di jl. Sempu, tepat berimpitan dengan SMPN
19 Malang. Depan Lapangan sepak bola Sempu.
Wayang Roti Goreng Yos Sudarso di Jl. Sempu (foto Ist.) |
Pak Rofik, penjual roti goreng Yos Sudarso sudah buku sejak tahun 1982. Omsetnya tidak besar-besar amat. Namun sejak dulu sudah banyak pelanggannya. Buka di Jl. Sempu ini sudah lima tahun berjalan. Selama itu penjualannya tetap setabil, sungguhpun dimasa pandemi COVID-19 yang telah berlangsung lebih kurang hampir dua tahun ini.
Pak Rofik
yang ditemani oleh anaknya, bernama Aji bersyukur, dagangannya masih dipercaya
banyak orang. Pelanggannya hampir berbagai rumah makan China yang ada di
Malang, bahkan ada juga pelanggan yang menjual kembali secara keliling. Hal ini
disebabkan karena menjaga kualitas dari bahan, dan cara mengolahnya. Bahkan
juga minyak yang digunakan memang pilihan. Sehingga roti goreng dan cakwe,
serta weci ayam memang benar-benar enak.
Membicarakan
tentang pelanggan, pak Rofik mengaku tidak hanya menjual yang telah matang,
akan tetapi juga menyiapkan secara prosen untuk dikirim ke berbagai
kota. Dia mengaku hampir seluruh Indonesia pernah mengirim. Karena mereka yang
sudah pernah merasakan produk roti goreng, cakwe, atau weci ayam tentu akan
kembali. Bahkan jika ada pelanggan yang akan ke luar kota atau ke luar negeri
tentu digunakan sebagai oleh-oleh.
Warung
roti goreng Yos Sudarso mulai buka pukul 07.00 WIB dan sudah siap, dan tutup
setelah dagangan habis sekitar pk. 11.00. Pak Rofik dan anaknya sudah mulai
menyiapkan adonan tepung dan membanting-banting hingga lumat dan lembek, serta
ada jeda membiarkan beberapa waktu sejak pukul 05.00 pagi. Tapi sebelum pukul
07.00 warung yang luasnya 2x3 meter itu belum dibuka. Biar konsentrasinya untuk
menyiapkan adonan tepung lebih tenang.
Roti
goreng Yos Sudarso yang selama ini memang sudah banyak pelanggan, tetap tidak
melebihkan omsetnya. Semenjak di Jl. Yos Sudarso bahan utama membuat roti
goreng tetap kurang lebih satu sak isi 25 kg. Hal ini semata-mata untuk menjaga
kualitas, dan kemampuan untuk bekerja. Karena selepas pukul 11.00 WIB pak Rofik
dan putranya harus pulang ke rumah untuk istirahat. Tubuh yang istirahatnya
cukup akan menghasilkan pekerjaan yang pasti memuaskan.
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Roti Goreng Yos Sudarso Sehari Menghabiskan Satu Sak Tepung Terigu"