Rahman Rahayu punya penampilan yang keren, tapi lebih percaya diri kalau sudah jadi Tandhak (foto Ist.)
DAMARIOTIMES - Ludruk seni pertunjukan yang luar biasa, pertumbuhannya bagikan jamur di musim hujan. Sungguhpun kini mengalami penyusutan yang luar biasa. Namun para pekerja seninya memiliki banyak cerita yang mengesankan. Umumnya merasa bangga menjadi ludruk, bahkan terlebih yang mengkususkan diri menjadi ‘tandak’. Hal ini sebenarnya menjadi kekayaan budaya lokal yang sangat berharga.
Hanya saja dari pada tandak tidak memiliki
pengkondisikan Pendidikan sosial. Sehingga terkesan para tandak tidak memiliki
strata sosial yang memiliki kehormatan yang tinggi. Hal ini dapat dibandingkan
dengan pemeran ‘tansvestet’ yang di lingkungan perludrukan disebut sebagai
‘wedhokan’ dengan seni pertunjukan Kabuki. Mereka yang berperan sebagai aktor
wanita mendapat kehormatan, hal ini tentunya telah dihayati oleh para pemain
senior para tandak ludruk. Seperti cak Kadam.
Walaupun para aktor tansvestet tahun 1990-an, mereka
umumnya telah memiliki jiwa penghayatan sebagai wanita. Seperti yang dialami Rahman
Rahayu, salah seorang tandhak ludruk asli Bunul Rejo.
Rahman Rahayu yang populer dipanggil
Rahayu
Widyastuti Lahir 27 April 1961 dari perkawinan Reso Sangon dengan Laminten. Pada waktu remaja lama berada di Jawa Tengah ikut mbakyunya. Dia
kembali ke tanah kelahirannya Malang sekitar tahun 1997. Selama ada di Jawa
Tengah bakatnya bidang seni pertunjukan kurang tersalurkan. Mengingat sejak kecil
sudah menyukai pertunjukan ludruk, sebab pada waktu itu di
kampung kelahirannya ada Gedung Pertunjukan ludruk yang bertempat di jl. Lahor. Pertunjukan pada waktu itu digelar setiap malam. Rahman
Rahayu selalu bersama teman temannya nonton Ludruk.
Rahayu Widyastuti pertama ikut ludruk Tahun 1997, pada waktu itu diajak mbak Har dari Patuk ikut perkumpulan Ludruk Lestari. Tandhak asal Kelurahan Bunulrejo ini menyadari bahwa belajar Ngludruk masih setengah hati. Sehingga kemampuan akting, bahkan suaranya yang cukup merdu kurang terlatih. Rahman Rahayu menyadari benar, waktunya banyak tercurahkan untuk mencari uang sebagai tukang Pijat.
Rahman Rahayu ketika menjadi Rahayu Widyastuti benar-benar cantik (foto Ist.)
Rahayu Widyastuti naik panggung untuk menyenangkan
hati, walaupun hanya dapat ngidung
dan menyanyi bersama (koor). Dia
sudah cukup bahagia, ekspresi kegembiraan mampu
disalurkan.
Rahayu Widyastuti mengaku, ekspresi
sebagai senimannya benar-benar terasa ketika sudah berdandan wanita. Bahkan tumbuh rasa percaya diri, karena
memang benar-benar terlihat cantik ketika bercermin.
Jika melangkah ke panggung, ekspresi genit dan kemayu
benar-benar terungkapkan. Maka jangan heran,
dimana saja dalam keadaan apa saja Rahayu Widyastuti selalu
gembira, bahkan ketika mijat pasien selalau melantunkan kidungan Jula Juli dengan
suara yang mendayu-dayu.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Rahman Rahayu Tandhak Tukang Pijat Suaranya Mendayu Dayu"