Cak Jupri dengan gaya sutradara film yang santai dan berpandangan luas (foto ist.) |
Para penggemar ludruk di tahun
1070-an pasti mengenal betul peran cak Jupri Kawi, salah satu sutradara yang
telah malang melintang di dunia perludrukan. Cak Jurpi mengaku sudah 47 tahun
terlibat dalam komonitas luruk.
Cak
Jupri, demikian sapaan akrap dari putra pasangan Pak Kawi dengan ibu Marseh. Mereka adalah penduduk
asal Desa Sidorejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Cak Jupri dilahirkan
70 Tahun yang lalu.
Pemain Ludruk Malang yang se angkatan dengan Cak Jupri Kawi adalah Cak Jamil Misdun, Kustiiwan, Paelan,dan Nandar. Pertama kali belajar Ngludruk ikut perkumpulan Ludruk Karya Budaya, Ludruk Kampung Sidorejo, Ludruk Sinar Muda. Seperti pemain ludruk yang lain, pindah dari perkumpulan yang satu ke yang lain. Cak Jupri Kawi menjelaskan perjalanan ngeludruknya sebagai kutu loncat. Pada waktu tertentu Cak Jupri pernah dititipkan oleh Gimun Tandhak pada Cak Sumadi di Ludruk Gemaratatama. Setelah itu Cak Jupri bergabung Ludruk Uril. Pada ludruk ini Cak Jupri mulai bertemu dengan Cak Lasiyanto / Cak Lasi seorang pelawak Ludruk paling terkenal dan disegani oleh pemain ludruk Malang.
Sutradara ludruk
Teropan yang terkenal se Malang Raya ini sejak kecil sudah gemar nonton Ludruk,
dimana ada Ludruk Tanggapan, dipastikan Cak
Jupri
pasti ada di sana, bahkan sering dilihat di perkumpulan Ludruk Malang
Selatan pimpinan Pak Taseri.
Cak
Jupri
memperoleh banyak ilmu dari Cak Lasi. Wejangan Cak Lasi yang masih melekat dan terus dan selalu teringat. Kalimatnya yang menjadi pegangan hidup adalah; nek
awakmu dadi peran kereng / Jahat ya sing kereng ya sing Jahat temenan, nek melas, ya
sing melas temenan sing Sampek penonton bener-bener sak aken. Pesan ini menegaskan, bawasanya jika membawakan
peran apa saja harus dihayati sungguh sungguh sesuai karakternya.
Selain Cak Lasi, tokoh
Ludruk yang Jadi Idolanya adalah Mas Beny Wahyudi Sutradara Ludruk Wijaya
Kusuma Unit II, Dan Pak Taseri pimpinan
Ludruk Malang Selatan. Semua itu
merupakan guru-guru Cak Jupri yang membuat dirinya menjadi terbuka pandangannya
secara luas.
Tahun 1960an, ketika Jupri masih
belajar Ngludruk, dia sering melihat pemain-pemain ludruk hebat di Malang, sebut saja, Cak
Lasi, Pak Taseri,Pak Sanut, Pak Buang, Pak Hari dan Pak Subur. Dari seringnya
nonton dan nyebeng pemain berkarakter, akhirnya Cak Jupri terlatih
mengolah cerita
dan memiliki daya spontanitas / Improvisasi yang Luar biasa.
Cak
Jurpi merupakan seniman yang
sekarang tinggal di Desa Sidorejo Kecamatan Pagelaran
Kabupaten Malang. Pada waktu itu
memang menjadi Sutradara Ludruk Armada. Pada saat masih
muda tergolong pemain serba bisa,pernah satu ketika oleh Cak Lasi didapuk jadi
Patih Sindurejo Lakon Sawunggaling, padahal waktu itu usianya masih muda dan
ada pemain yang
lain seperti Kang Sumadi dan Pak Subur, namun kepercayaan dari Cak Lasi tidak
disia-siakan oleh Cak Jupri
dan berhasil, dari peristiwa itu hubungan Cak Lasi dengan Jupri semakin dekat
seperti guru dan murid, layaknya bapak dengan anak, saking akrabnya,
Cak Jupri Gayanya, cara Pentasnya menurut
pengalaman mbah
Sanut, Jupri mirip Cak Lasi.
Selama,47 Tahun
menjadi Pemain ludruk Cak Jupri tergolong Pemain ludruk yang paling nriman
istilah Jawa, Diberi honor berapapun tidak pernah mempermasalahkan dan diterima
dengan senang hati, meskipun terkadang tidak sesuai dengan tugas beratnya sebagai
sutradara yang bertanggung
jawab suksesnya pertunjukan, bagi Cak Jupri Rejeki itu dari Tuhan, oleh karena itu rejeki selalu disyukuri.
Buah dari
kesabaran dan keikhlasannya, Cak Jupri diberi pekerjaan
oleh Kepala Desa menarik Karcis Pasar Pal Sawahan / Pasar Sidorejo.Cak Jupri
merasa bersyukur sudah memenuhi cita citanya
menjadi seniman Ludruk. Di usianya yang sudah
genap 70 Tahun, tampilannya masih kelihatan energik, terlebih ketika di ajak ngobrol
tentang ludruk jiwa mudanya terasa
bangkit kembali, pandangannya
yang luas dan ispiratif.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Cak Jupri Sutradara Legendaris Ludruk Malang Sekarang Bertugas Sebagai Penarik Karcis Pasar Pal Sawahan Sidorejo Jawa Timur"