DAMARIOTIMES - Menjadi ludruk
memang bukan pilihan, namun sebagian orang benar-benar merasakan ada sesuatu
magnet yang kuat, sehingga benar-benar menyerahkan dirinya hanya untuk
‘ludruk’.
Hidup terasa menyenangkan menjadi pemain ludruk (Foto Marsam) |
Sekitar tahun 1980-an, Cak Isbandi. Pria yang bertubuh kekar, bermuka sangar itu mengaku
lahir di Dampit
Tahun 1965 dari pasangan Pak Dulaji dengan ibu Ramijah. Sejak masih anak-anak sudah tampak bakatnya sebagai aktor, karena senang
bermain drama. Maka
tidak heran ketika dewasa kwalitas aktingnya semakin matang dan mengagumkan.
Mulai
Ngludruk, pertama ikut perkumpulan Bintang
Purnama. Kemudian
ikut ludruk Kusuma Wijaya Pimpinan Cak Jamil Misdun, Ludruk Malinda, Ludruk
Subur Budaya, Ludruk Pesonda, Ludruk Orkanda,
dan Ludruk Armada Pimpinan Bagor Mustajab,
sekarang di teruskan oleh Eros Djarot anaknya.
Sepuluh Tahun yang
lalu, yang
terlahir dengan nama Isbandi Andika benar-benar merasakan senang, seperti menemukan dunia baru dalam dirinya, yaitu menjadi Pemain ludruk. Pada saat itu, Isbandi memang benar-benar sebagai aktor terlaris di Ludruk Malang.
Setiap
ludruk sering-kali
mengundang sebagai bintang tamu, sudah barang tentu bayarannya berbeda dengan
anggota perkumpulan. Sebagai aktor bon-bonan yang seringkali di undang ludruk
diberbagai daerah, seperti: Jombang, Mojokerto, Jember, lumajang,
Surabaya dan Ludruk Pasuruan. Cak Isbandi
juga menyadari potensi dan kualitasnya sebagai seorang aktor. Sehingga
kesempatan itu benar-benar dijaga.
Cak Isbandi rela resain (berhenti) menjadi Karyawan Pabrik Udang yang gajinya besar. Karena sebagai karyawan hari-harinya terasa kering,
tanpa dinamika yang benar-benar membuat jiwanya hidup. Sehingga Isbandi kembali
memilih menjadi Pemain ludruk. Dia mengaku ludruk ternyata panggilan jiwa.
Cak Isbandi ketika memerankan tokoh Madura (foto ist.) |
Para pimpinan ludruk memang menyadari potensi Cak Isbandi yang piawai berbahasa Madura, bahkan sangat menguasai. Sepintas orang yang tidak tahu, cak Isbandi memeng seperti orang Madura yang berjualan buah-buahan di Pasar Malang. Sehingga para sutradara ludruk merasa yakin, bahwa peran spesial tokoh-tokoh Madura, pada waktu itu memang benar-benar tidak ada duanya. Semuanya pemain ludruk Malang di libas, tidak ada yang mampu menyaingi penghayatannya sebagai tokoh orang Madura, seperti tokoh Selor, Srudin, Gajah Situbondo, Cakraningrat dan Panji Pulangjiwa.
Isbandi
tergolong pemain termuda
Ludruk Malang, usianya sekrang baru 55 Tahun,
kesuksesannya di dunia ludruk sudah malang-melintang dengan kualitas yang
professional. Maka tidak mengherankan jika sekarang dipercaya
oleh Pimpinan Ludruk Kebon Agung sebagai Sutradara untuk acara pentas ludruk teropan, yaitu ludruk yang khusus untuk menerima panggilan
bagi mereka yang menyelenggarakan hajatan, baik pernikahan ataupun khitanan.
Tapi juga seringkali diundang instansi pemerintah atau swatsta untuk
memeriahkan acara-cara tertentu.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Cak Isbandi Rela Risegn Dari Pegawai Pabrik Udang, Demi Menjadi Pemain Ludruk"