Sanggar Tari Dharma Budaya Kota Pasuruan Yang Bertahan Di Masa Pandemi Covid-19

 DAMARIOTIMES - Banyak sanggar-sanggar seni yang mengalami kondisi memperihatinkan selama pandemi COVID-19 ini. Pandemi COVID-19 yang sudah akan  genap 2 tahun. Rata-rata sanggar seni tari akan menggantungkan masukan finansial melalui iuran biaya pelatihan, karena siswa tidak diperbolehkan untuk dimasukan, seperti halnya sekolah umum. Maka sudah barang tentu pengurus sanggar tidak mungkin meminta pembayaran pelatihan. Hal ini tentu sangat berdampak berat pada pengelolah dan juga para pelatih sanggar.


Pameran Sanggar Seni di Kota Pasuruan (Foto: Parrisca)

            Kondisi tersebut dikeluhkan oleh pengelola sanggar tari Dharma Budaya di Kota Pasuruan yang beralamat di Jl. RW. Monginsidi No.B2, Kebonagung, Kec. Purworejo, Kota Pasuruan. Sanggar tari tradisional ini dibina oleh suami istri, yaitu Suparmin dan Intrasminah. Mereka mengeluhkan, bahwa sanggar selama ini benar-benar mengalami masa sulit, karena siswa tidak dapat dikembangkan. Akibat yang mungkin dirasakan tidak hanya tidak mendapakan masukan finansial, namun akan mengalami penurunan kualitas. Jika sewaktu-waktu dimungkinkan untuk dapat pentas, maka sudah dapat dipastikan siswa sanggar akan mengalami hambatan dalam mengekspresikan tari. Karena penari yang baik harus selalu dalam kondisi tubuh yang terlatih, bahkan juga mereka harus mengalami sosialisasi dengan sesama pemain.

            Suparmin yang lulusan Padepokan Bagong Kussudiardja Yogyakarta menyadari, namun jika mengingat perjuangan dalam mengembangkan sanggar mulai tahun 1981. Masa ini merupakan musibah yang sangat berat. Perjuangan membuat masyarakat Kota Pasuruan untuk meminati seni tari yang waktu itu sangat berat, ternyata tidak seberat sekarang ini.

            Selama ikut mengembangkan Sanggar Dharma Budaya, Intrasminah, istri Suparmin masih tetap bersyukur. Karena sanggar Dharma Budaya di Kota Pasuruan ini sudah mendapakan banyak prestasi, bahkan berbagai sekolah-sekolah telah percaya dengan reputasi sanggar. Bahkan berbagai usaha untuk ikut serta mensukseskan program sekolah, seperti lomba FLS2N tahun ini yang dilaksanakan secara daring. Sungguhpun mengalami keterbatasan dan dibatasi oleh protokol kesehatan. Proses penyiapan lomba masih terus diupayakan, menyelenggarakan rekaman musik ditempat yang benar-benar steril, dan juga rekaman penampilan yang diawasi dengan ketat. Sehingga semua yang menjadi tanggung jawab sanggar dalam membina siswa tetap dapat diupayakan.

            Dalam kondisi PPKM Darurat yang terus mengalami perpanjangan, sudah barang tentu hal ini pasti ada batas kekuatan untuk bertahan. Karena kalau tetap tidak ada kesempatan untuk pentas atau mengajar, sudah barang tentu  sanggar akan mengalami defisit, termasuk dalam mempertahankan pelatih yang selama ini bekerja bersama-sama untuk mengembangkan sanggar.



Reporter          : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Editor              : Robby Hidajat

 

2 komentar untuk "Sanggar Tari Dharma Budaya Kota Pasuruan Yang Bertahan Di Masa Pandemi Covid-19"

  1. Anggi Nurmaulida A11 Oktober 2024 pukul 22.13

    dari artikel di atas saya bacanya turut prihatin krena saya sebagai penadi di alsnggar juga pernh mengalami hal seperti itu,tetapi kita harus trus bisa membudayakan yang ada di kota kita,agar tidak cepat hilang,meskipun di era cocid 19

    BalasHapus
  2. Terkait artikel diatas saya juga pernah merasakan seperti itu,tetapi kita tidak boleh mengeluh untuk melestarikan budaya/sanggar di kota kita meskipun keadaan nya di era covid 19

    BalasHapus