DAMARIOTIMES - sekarang mungkin sangat langka orang yang bercita-cita jadi pemain ludruk. Karena ludruk sudah tidak lagi menjadi pertunjukan populer di Jawa Timur. Jika ada yang ingin belajar ludruk, tentu mereka yang sedang studi atau mengembangkan hobby agar memiliki pergaulan yang secara ekslusif.
Cak Sukirno seniman ludruk Malang (foto ist.) |
Pengalaman Cak Sukirno sebagai pemain ludruk menyadari, bahwa beda
zaman, beda juga selera masyarakat. Pada tahun 1940-an di berbagai desa-desa di
Jawa Timur, khususnya di Malang. Pertunjukan yang populer adalah ludruk. Oleh
karena itu, berbagai perkumpulan ludruk tumbuh bagaikan jamur dimusim hujan.
Cak
Sukirno yang tercatat sebagai penduduk Kampung Mentaraman,
Desa Pagelaran Kabupaten Malang. Istri cak Sukirno; bernama Suhartini, guru SDN Banjarjo 2 Pagelaran
Gondanglegi Kabupaten Malang. Dari pernikahan mereka dikaruniai dua orang
putra, yaitu Yudha
Mahardika dan Paramita Dewi Indraningtyas.
Cak
Sukirno, nama lengkapnya Hadi Sukirno,
lahir di Malang 24 Maret 1950,
putra dari Bapak Rono Kardi seorang
pengendang ludruknya mbah Semo pemilik ludruk Trisno Wargo dari Desa Pegelaran,
dengan
ibu Karsiti. Kakek Cak Sukirno merupakan seorang
Aries, bernama
Atmo Wijoyo yang mempunyai gamelan wayang komplit. Gamelan itu diletakan di pendopo rumahanya,
dan juga digunakan untuk latihan ludruk.
Tahun 1972, Cak Sukirno bergabung dengan Ludruk
Samodra angkatan laut pimpinan Heru Santoso. Kemudian
Ikut ludruk Dwi Budaya Semarang Krapyak. Pada ludruk ini
bertemu dengan pelawak Cak Karman asal Dlanggu Mojokerto. Bersama
Ludruk Samodra Pernah Nggedong di Cepu Blora Ngawen Krapyak Pati dan sering
Nggedong di Tempat Pelacuran Gremo, pentasnya
di mulai jam 12 malam dan penontonnya sangat ramai. Di
tempat itu ludruk
dapat bertahan sampai satu bulan penuh.
Ludruk pada zaman
dulu di desa Pagelaran tidak semata mata mencari uang, namun semata-mata hanya untuk menghibur masyarakat.
Seringkali, setiap ada warga yang punya hajat pernikahan putra-putrinya atau khitanan, perkumpulan ludruk desa selalu gebyak (tampil).
Cak
Sukirno Belajar ngludruk mulai 1964, semasa masih kelas
1 SMP Katolik Pagelaran. Pada saat itu di
desa Pagelaran mentaraman terdapat perkumpulan ludruk
Gerora Masa dibawah naungan ludruk Trisno
Wargo. Setelah sepuluh tahun lebih berada di
ludruk Persada, kemudian
bergabung ludruk Taruna Budaya Pimpinan H.Buamin Sahara. Hampir tujuh tahun bergabung bersama Ludruk Taruna Budaya, kemudian pindah ke Ludruk Orkanda Pimpinan Drs Sunari.
Selama menjadi pemain ludruk Cak Sukirno merasa bangga, tidak karena terkenal. Namun dengan menekuni mejadi pemain ludruk
kedua putrinya; Paramitha Dewi
Indraningtyas bisa menyelesaikan kuliah S2 Bahasa Jawa di Universitas Negeri
Surabaya. Sekarang dia mengajar
bahasa Jawa di SMA Taruna Nala Jawa Timur Telaga Waru Kota Malang.
Cak Sukirno yang telah mengalami pahit getirnya jadi pemain ludruk di
Malang, semua yang telah dirasakan dahulu sudah tidak menjadi beban, karena
putranya sudah tidak lagi mengikuti jejakinya sebagai pemain ludruk.
Editor : Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Cak Sukirno Pemain Ludruk Anaknya Sudah Jadi Magister Bahasa Jawa"