DAMARIOTIMES - “Sesekaran merupakan agenda rutin setiap tahun diselenggarakan oleh masyarakat Kampung Budaya Polowijen (KBP) untuk menziarahi, serta memanjatkan doa bagi Mbah Reni”.
Ki Demang (Isa Wahyudi) dan Yudit Pradananto menyiapkan Sesekarang topeng di Makam Mbah Reni Polowijen (Foto: Ist) |
Reni
atau Tjandra Suwono merupakan tokoh seniman topeng Malang yang berasal dari
dusun Polowijen Kota Malang. Beliau merupakan cikal balak dari persebaran
Wayang Topeng di Malang Raya. Bahkan pada awal abad XX, telah dikenal oleh
etnografer: Theodoor Gautier
Thomas Pigeaud, berkebangsaan Belanda. Nama Reni diabadikan dalam buku
berjudul: Javaanse Volksvertoningen (1938).
Hari
Sabtu Pahing 14 Agustus 2021, di KBP tampak pemandangan yang berbeda. Sejak
pagi tampak warga dan penari berkumpul mereka akan bersiap-siap untuk
melaksanakan “Sesekaran Topeng”. Sebagian dari mereka mempersiapkan kembang setaman,
cok bakal, dupa, kemenyan serta menata topeng-topeng di atas meja.
Damariotimes,
mendapatkan pernyataan dari Yudit Pradananto, salah satu penggiat kesenian di
Malang yang terlibat dalam sesekaran topeng di KBP “sebagian hidup dari seniman
atau warga KBP bergantung dari kesenian topeng, maka berpantaslah mensyukuri
kepada para pahlawan, pejuang kesenian seperti Reni, karena lewat almarhum kita
dapat mengembangkan berbagai aktivitas berkesenian di Malang.
Ulang Tahun Wafatnya Reni
Pada
hari itu merupakan peringatan ke 86 tahun wafatnya Empu Topeng Malang Ki Tjondro
Suwono (Reni). Sesekarang topeng, yang dilaksanakan oleh masyarakat KBP sejak tujuh
tahun yang lalu, yaitu ketika makam Mbah Reni ditemukan dan dipugar.
Masyarakat
KBP berniat, setiap bulan Suro (tahun Jawa) atau Muharram (tahun
Islam) selang satu hari setelah hari Jumat Legi, hari untuk menandai dimulai bersih
desa Polowijen.
Sebelum
pandemi COVID-19, hari Jum’at Legi dibulan Suro untuk kegiatan petren.
Dilakukan kegiatan ritual selametan di punden Joko Lolo. Di hari Sabtu
Pahing diselenggarakan Sesekaran Topeng di Makam Mbah Reni. Bahkan seringkali diikuti oleh Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang. Sudah dua tahun ini, mereka tidak dapat bergabung,
karena mahasiswa tidak ada di kampus. Isa Wahyudi koordinator KBP, merasa
sedih. Karena peringatan ini tidak dapat meriah seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kemeriahan menari di depan makam Mbah Reni Sebelum Pandemi COVID-19 (Foto: Ist) |
Gelaran
Sekaran
Topeng Malang selama 5 tahun berturut-turut, senantiasi dinanti-nantikan para
pecinta seni topeng. Karena acara ini sudah menjadi event tahunan
pariwisata kampung di Malang. Acara
selalu dihadiri oleh para pegiat pelaku seniman topeng se-Malang Raya dari
kantong-kantong topeng Malang seperti dari Kedungmonggo, Lowok Permanu
Pakisaji, Tumpang, Jabung, Glagahdowo, Senggreng, Pijiombo Jambuwer, Kromengan
dan Jatiguwi. Para seniman topeng selain ikut nyekar mereka turut serta
memeriahkan dan menyumbang acara dalam bentuk tari Topeng Malang.
Sejak
pandemi COVID-19 tahun lalu Sekaran Topeng Malang diselenggarakan secara
virtual. Tapi tahun ini 2021 karena ada pemberlakuan PPKM level 4 Jawa dan Bali
termasuk di Kota Malang Sesekaran Topeng Malang diselenggarakan sangat
sederhana yaitu hanya berziarah ke makam Mbah Reni memanjatkan doa serta
tasyakuran tumpeng dan bubur suro.
Patuhi Protokol
Kesehatan
Serda
Nurhasan bersama dengan Serda Dasi, Babinsa Kelurahan Polowijen yang hadir
mengawal acara sesekarang topeng mengemukakan “Kami wajib mengawal ketika
masyarakat mengadakan acara dimasa Pandemi Covid seperti ini, dan memastikan
menggunakan protokol kesehatan secara ketat”.
Karena acara hanya nyekar umumnya nyekar
seperti biasa ke makam yang di ikuti hanya 10 orang saja dan harus
terselenggara hari itu juga karena acara tradisi dan ritual menyangkut
perhitungan hari dan penaggalan, maka kewajiban kami mendampingi. Imbuh Babinsa
yang ahli mocopat Jawa itu.
Sesekaran Topeng dipimpin
langsung oleh Isa Wayudi yang populer disapa Ki Demang. Seluruh peserta diarak menuju
ke makam Reni. Sepuluh orang secara beriring-iringan dengan membawa cok bakal,
dupa, kemenyan, uborampe, kembang setaman, topeng dan kostum topeng. Sesampai
di makam Mbah Reni semua topeng ditaruh di atas makam. Doa dipandu Yudit
Perdananto. Turut serta seniman topeng KBP Yulianto serta tujuh penari topeng
Malang dari KBP.
Arak-arakan: Ki Demang dan Yulianto membawa topeng menuju makam Mbah Reni (Foto: Ist) |
Yulianto, pengukir topeng Malang dari KBP juga mengajak para penari yang selama ini memakai topengnya. Topeng-topeng buatan Yulianto dibawa ke makam sebagai simbol, bahwa sampai hari ini ada generasi muda yang meneruskan membuat topeng. Yulianto juga menyatakan, “Tiap kali berziarah ke Makam Mbah Reni terasa diingatkan untuk tetap produktif berkarya membuat topeng”.
Editor : Muhammad ‘Afaf Hasyimy
Posting Komentar untuk "Sesekaran Topeng Tradisi Masyarakat Kampung Budaya Polowijen (KBP) Di Makam Mbah Reni"