DAMARIOTIMES - Sebagai seorang pendidik, tentunya sangat bersemangat jika mengajak beberapa anak-anak di sekitar rumah melakukan petualangan dan berkarya bersama. Berjalan menyusuri kampung, sungai, perkebunan, bermain bola, memanjat, berenang, membuat hiasan, menggambar, memberi makan ternak, masuk hutan, hingga numpang pick up. Barang kali itu adalah kesukaan saya saat masa kanak-kanak, maklum lah masa kecil saya lalui di sebuah pedesaan transmigrant di Nabire Irian Jaya (sekarang Papua).
Suasana Petualangan Anak-Anak (Foto: Zakaria)
Keinginan untuk mengulang
kembali masa kecil dengan mengajak anak-anak bermain bersama. Berharap mereka
juga mengalami dan merasakan kesakitannya. Terlihat guratan keceriaan,
terpancar dari gerakan, perkataan, serta ekspresi mereka.
“Kurikulum” ini ku
lakukan sejak anakku belum genap 1 bulan. Saat itu hanya ku gendong, dan
berjalan menyusuri jalan desa Gendro. Hingga dia bisa berjalan dan mengajak
tetangga yang lain. Ini menjadi kebiasaan ketika pagi cerah pertanda
petualangan akan segera dimulai.
Biasanya petualangan
dimulai ketika matahari mulai mengintip sekitar pukul lima, kita berdiskusi
hendak kemana, dan perjalanan dimulai. Salah satu contoh kita berjalan ke
sungai yang terletak di pinggiran dusun menyusuri aliran, sampai di batu besar
lalu berteriak dan melempar kerikil. Tidak lupa mencari ranting dan biji untuk
dimainkan, jika bosan kami bergegas pulang, lanjut membuat mainan dari
benda-benda yang kami peroleh. Untuk edisi minggu ini, kami berjalan ke desa
Wonosari melihat dua ekor anak anjing, berlanjut mengunjungi Mbah Budi membuat
layangan, belanja bahan membuat hiasan 17 Agustusan di Pasar Nongkojajar, dan
membuat puluhan bendera kecil aneka rupa di rumah.
Belum berakhir hanya pada cerita ini, dari perjalanan itu kadang saya bagikan pada beranda Instagram @pawpaw_nongki yang diikuti oleh teman-teman dan saudara dekat. Ada yang mengatakan asik, kreatif, keren, petualangan, gambar jempol, dan tepuk tangan. Bahkan ada putri dari seorang rekan perupa bernama Aqila yang mengamati berulang-ulang beranda tersebut. Hingga berkeinginan menjadikannya inspirasi dalam karya-karyanya.
Keceriaan anak-anak di atas pick up (Foto: Zakaria) |
Memanjat pohon berakhir
gatal-gatal digigit serangga. Membuat masakan esok harinya batuk-batuk. Sebuah
konsekuensi dari sebuah kegiatan luar ruang, karena bersentuhan langsung dengan
alam dan keadaan.
Editor : Robby Hidajat
Posting Komentar untuk "Petualangan Bersama Anak-Anak Belajar Di Alam Terbuka"