DAMARIOTIMES - Di lingkungan perumahan Citramas Raya Karangwidoro yang dihuni oleh beragam individu dan profesinya, ternyata ada fenomena tradisional yang masih tumbuh, yaitu pelaksanaan memandikan (jamasan) wayang krucil.
Proses memandikan wayang krucil oleh Ki Harjito (Foto: Ist) |
Tradisi
memandikan wayang krucil ini tidak banyak dilakukan oleh dalang pada umumnya
dilakukan pedesaan Jawa, namun hal ini diselenggarakan oleh Dr. Rudi Irawanto,
M.Sn. salah satu peneliti jebolan Universitas Udayana Denpasar Bali. Bidang
penelitiannya kajian Budaya, hal ini yang membuat dirinya bersifat partisipan.
Memandikan
wayang krucil tersebut diselenggarakan pada hari Minggu Pahing, tanggal 29
Agustus 2021 di rumah Dr. Rudi Irawanto, M.Sn. di Perum Citramas Raya
Karangwidoro Malang. Acara dilaksanakan mulai jam 11.00 hingga 13.00 WIB.
Memandikan
(jamasan) wayang krucil milik Dr. Rudi, demikian panggilan akrap di lingkungan
Jurusan Seni dan Desain FS Universitas Negeri Malang mengemukakan pada
Damariotimes. Jamasan wayang krucil ini seperti halnya jamasan
pusaka (keris), utamanya kegiatan ini diselenggarakan pada bulan Suro. Bulan
yang baik untuk memberisihkan benda-benda pusaka. Yudhit Pradananto, kolektor
wayang dari Malang yang juga menyaksikan juga memberikan penegasan. Jamasan
wayang krucil ini memang tradisi kuno yang telah dilakukan orang Jawa.
Ki Harjito sedang memeriksa perlengkapan memandikan wayang krucil (Foto: Ist) |
Dr.Rudi
Irawanto, M.Sn. mengundang secara khusus dalang wayang krucil bernama Ki
Harjito dari Kediri, rombongan penjamas wayang krucil milik Dr. Rudi memang
pada ahli seni pertunjukan Wayang Krucil. Mereka tergabung pada Padepokan Cipto
Mudho Laras dari Kediri.
Pelaksanaan
memandikan (Jamasan) wayang krucil diawali dengan menyiapkan berbagai uborampe
(perlengkapan) yang terdiri dari berbagai bunga, dupa, minyak-minyak, dan air
bersih. Semua wayang krucil milik Dr. Rudi yang dibelinya sejak tiga tahun yang
lalu. Wayang krucil ini dimungkinkan usianya sudah kurang lebih 4 generasi atau
1 abad. Bentuknya kecil-kecil seperti bentuk wayang kulit kidang kencana. Secara
singkat, wayang krucil yang dikoleksi oleh Dr. Rudi ini berasal dari keluarga
keturunan dalang dari Tuban.
Wayang krucil yang selesai dimandikan (Foto: Ist) |
Kurang
lebih 25 buah wayang krucil yang siap untuk dimandikan, selain daripada itu
juga disertakan juga memandikan beberapa keris pusaka. Kegiatan berjalan dengan
lancar dan hikmat. Satu persatu wayang dimandikan dengan cara mencelupkan ujung
pemegang wayang ke dalam air berisi bunga-bungaan. Tangan ki dalang pertama kali
membasuh kaki wayang, kemudian membasuh muka, dan kembali membasuh seluruh
bagian kaki wayang. Kemudian diberikan pada petugas yang mengeringkan dengan
kanebo agar air yang melekat segera kering, berikutnya wayang-wayang yang telah
dimandikan diletakan berjajar dibagian ruangan yang lain.
Posting Komentar untuk "Memandikan Wayang Krucil Tradisi Penyucian Benda Pusaka Orang Jawa Yang Diselenggarkan Oleh Seorang Doktor Kajian Budaya "