Kolaboratif Batik Indonesia-Malaysia Sebagai Tanda Adanya Keakraban Antar Bangsa

DAMARIOTIMES - Dr. Pujiyanto, M.Sn. dosen Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, ahli desain komunikasi visual ini produktif dalam melakukan penelitian, bahkan hasil-hasil temuannya telah diproduksi. Salah satunya adalah batik yang bernuansa Indonesia-Malaysia.


Peragaan motif batik Indolaysia karya Dr. Pujiyanto, M.Sn. (Foto: Ist)


Puji, demikian panggilan akrab di lingkungan koleganya, pada tahun 2021 ini sedang melakukan penelitian kolaboratif antara Indonesia-Malaysia dalam skim Indonesia-Malaysia Research Consortium (I'MRC). Penelitian yang rencana akan dikerjakan selama 3 tahun dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dengan sasaran menyatukan Pasar Batik Indonesia-Malaysia.

Target ini bersifat strategis, karena pertumbuhan batik Indonesia dan Malaysia memang sangat pesat, sudah barang tentu pasar yang telah mengalami progres menggembirakan itu dibutuhkan campur tangan ilmuwan. Sehingga ada keseimbangan dalam pertumbuhan yang bersifat simbiosis mutualisme.

Lebih lanjut, Dr. Pujiyanto menjelaskan pada Damariotimes, tentang batik-batik yang telah dirancang untuk diproduksi.

Motif batik “Setangkai Puspa Melayu” mengambil ide dari elemen estetik interior yang dipasang di atas pintu ruang Rumah Adat Melayu. Agar motif tidak terasa kaku seperti ukiran, maka perlu stilasi bentuk dari yang sifat keras menjadi yang lembut, dari ukiran kayu menjadi desain tekstil untuk Wanita Remaja. Motif batik “Setangkai Puspa Melayu” merupakan hasil asimilasi budaya Melayu Indonesia dengan Malaysia, yaitu penggabungan setangkai bunga melati dengan setangkai bunga sepatu. Pengambilan dua bunga penuh warna cerah yang dimiliki sifat Wanita Remaja yang ceria dan bahagia.

Batik ini memang cocok untuk busana wanita, utamanya gadis-gadis yang kulitnya sawo matang. Sehingga auranya akan lebih dapat terpancarkan. Selain itu juga ada motif batik yang disebut “Batas Sulur Melayu” mengambil ide dari hiasan pelengkap estetik interior Penyekat Ruangan dan Hiasan Ukiran Kursi Raja Melayu. Bagi masyarakat Melayu, Sulur memiliki pengertian adanya kesederhanaan dan kesejukan dalam kehidupan, dan pengertian batas adalah etika Melayu, bahwa masyarakat Melayu dalam hidup di dunia selalu menerapkan kesederhanaan dan kesejukan dalam bertindak. Adapun motif yang mengarah vertikal memberi simbol adanya keTuhanan. Bagi Pria Dewasa yang memakai batik ini harapannya selalu dijaga Allah SWT agar dirinya penuh kedewasaan, kesederhanaan dalam hidupnya, adanya kesejukan, dan santun dalam berbicara serta berperilaku membawa etika budaya Melayu.

Rancangan motif batik yang terus akan dikembangkan ini, tidak seperti batik-batik di tanah air (Indonesia). Mengingat semua inspirasi dalam perancangan mempertimbangkan budaya dari kedua bangsa serumpun. Seperti Motif yang bersumber ide dari elemen estetik interior Museum Adityawarman Provinsi Sumatera Barat, Istana Maimun Medan, Muzium Negara Malaysia, dan Muzium Diraja Malaysia dipadukan menjadi satu kesatuan. Ragam hias yang melekat pada dinding kayu dan lantai dipadukan melalui proses asimilasi sehingga menjadi motif batik “Taman Hias Melayu”. Motif ini diperuntukan bagi pria dan wanita dewasa dalam menerima dan mensyukuri segala sesuatu yang diberikan dari Allah SWT.



Motif Batik Bersatu Bunga Melayu; untuk busana pria (Foto: Ist) 


Motif ini mengambil ide dan mentransformasi dari ukiran kayu berbentuk Bunga Melati pada dinding Museum Adityawarman Provinsi Sumatera Barat yang dipadukan dengan ukiran kayu berbentuk Bunga Kenanga yang berada di dinding Muzium Diraja Malaysia. Menyatunya Bunga Melati dengan Bunga Kenanga menjadi motif “Bersatu Bunga Melayu” sebagai tanda adanya keakraban Budaya Melayu Indonesia- Malaysia. Kelebihan motif batik ini dapat dipergunakan untuk pria dan wanita remaja yang agresif, dan kreatif, harapannya dapat mengharumkan namanya dalam berkarya.

Penelitian yang dilaksanakan ini sudah berjalan mulai bulan Maret 2021, rencana penelitian tahap I akan dirampungkan pada bulan November 2021. Sudah barang tentu selanjutnya akan terus dievaluasi secara teknik di studio artistik kedua perguruan tinggi, bahkan jika pandemi COVID-19 ini sudah melandai, juga akan dijajaki peminat batik dari kedua bangsa serumpun.

 



Editor              : Robby Hidajat

Posting Komentar untuk "Kolaboratif Batik Indonesia-Malaysia Sebagai Tanda Adanya Keakraban Antar Bangsa"